Sabtu, Maret 16, 2013

Berkebun Cabe Merah

Rabu, 14 Januari 2009 di 22.02 |  
Indosiar.com, Pekalongan - Cabe merah merupakan salah satu komoditas andalan sektor pertanian. Kebutuhan akan cabe merah yang tidak pernah berkurang, dan harganya yang cukup tinggi membuat bertanam cabe merah merupakan salah satu primadona bagi para petani sayur mayur.Namun menanam cabe merah tidak mudah. Diperlukan teknik penanaman yang modern, mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga penyemprotan hama, yang dapat menghasilkan cabe merah unggulan. Salah satu verietas cabe merah unggulan yang banyak ditanam petani adalah cabe hot beauty. Ukurannya yang lebih besar dan lebih tahan lama, membuat cabe hot beauty banyak dicari. Walaupun dari segi harga, selalu berfluktuasi....Lokasi penanaman cabe hot beauty terdapat di Desa Doro Rojo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor selama setengah jam perjalanan dari kota Pekalongan.Salah seorang yang menanam cabe hot beauty disini adalah Pak Karyono, di lahan seluas 2500 meter persegi. Cabe merah ini sebenarnya merupakan tanaman sela di sawah. Saat Saya datang kebetulan sedang panen cabe, sehingga cabe merah siap petik banyak dijumpai di kebun.Cabe merah di kebun ini dipanen sesuai pesanan. Begitu pembelinya sudah jelas, barulah panen cabe dilakukan, sehingga cabe yang telah dipetik tidak busuk karena terlalu lama disimpan. Di lahan sawah ini, penanaman cabe dibagi menjadi 225 bedeng. Setiap bedeng berisi sekitar 30 hingga 40 batang pohon cabe.Sebelum ditanam, setiap bedeng gundukan tanah diberi pupuk kandang sebanyak 25 kilogram, dan pupuk urea 5 kilogram. Lalu ditutup dengan plastik mulsa, sehingga pupuk tahan lama, dan gundukan tanah lebih kuat.Untuk menanam cabe merah di lahan seluas seperempat hektar, dibutuhkan modal awal sebesar 10 juta rupiah. Modal paling banyak dikeluarkan untuk membeli pupuk dan obat pembasmi hama.Hama yang paling sering menjadi musuh petani cabe di Desa Doro Rejo ini adalah lalat buah dan kutu daun. Hama tersebut membuat daun menjadi keriting, sehingga buahnya tidak sempurna. Untuk menghindari hama, pohon cabe disemprot dengan obat pembasmi serangga.Penyemprotan obat pembasmi hama dilakukan setelah semua pohon cabe berbuah sempurna. Selain itu juga dipasang perangkap dengan menggunakan botol plastik yang diisi dengan cairan obat.Panen dilakukan setiap lima hari sekali. Setiap kali petik didapatkan 700 hingga 900 kilogram cabe. Kebun cabe ini dapat dipanen sebanyak 22 kali hingga cabe benar - benar habis di dahan. Untuk mendapatkan berat maksimal, sehari sebelum dipanen, tanaman disiram air. Jumlah cabe hot beauty setiap kilogramnya berkisar 40 hingga 50 cabe.Dalam 2 minggu sejak mulai panen, kebon seluas 2500 meter persegi yang ditanam 4000 batang pohon cabe ini sudah menghasilkan 2 setengah ton. Hingga semua buah habis dipetik dapat diperoleh sekitar 6 setengah ton cabe. Sehingga setiap batang pohon bisa menghasilkan 2 hingga 4 kilogram cabe. Seluruh cabe yang dihasilkan dijual ke pasar di kota Pekalongan. (Dv/Ijs)
Diposkan oleh petani berdasi

Budidaya Cabe merah


Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan.  Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi  dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabai atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Pada bahasan berikut akan dibahas budidaya cabai merah di lahan kering dataran rendah.
Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker Cabai banyak mengandung vitamin A danvitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret – April).
Karakteristik Lokasi Budidaya cabai merah
  • Ketinggian tempat (0-700 m dpl)
  • Pengairan  budidaya cabai merah harus selalu diperhatikan, karena  air  merupakan  faktor  vital  bagi  tanaman cabai.
  • Jenis tanah bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
  • Kedalaman lapisan olah 30 – 40 cm.
  • Kemasaman   tanah   (pH)   ideal   6-7,   kurang   dari   angka   ini   perlu   dilakukan  pengapuran. Biasanya pada pH masam akan berkembang penyakit cendawan Rhizoctonia sp dan Phytium sp
  • Suhu yang paling ideal untuk  pertumbuhan budidaya cabai merah adalah 24-28 0C
JENIS PUPUK
  • Pupuk yang digunakan yaitu ZA 560 kg/ha, Urea  240 kg/ha, SP-36   480 kg/ha,KCL    320 kg/ha Borat   16 kg/ha,  Curater  16 kg/ha
  • Pupuk Susulan  NPK (15 : 15 : 15) 250 kg/ha
  • Pupuk kandang ayam 20 ton /ha
LAHAN
Lahan yang  digunakan dalam budidaya ini adalah lahan kering /tegalan
PERSEMAIAN /PERLAKUAN BIBIT
Persemaian bibit cabai merah dalam budidaya tanaman cabai dilakuakn dengan cara :
a.      Media semai dibuat dari tanah, pupuk kandang, pasir : (1:1:1)
b.      Diberikan Furadan 10 G, 2 gr/kg media semai ditambah 2 gr Daconil/ kg media semai.
c.       Media semai ditutup dengan plastik selama 1 minggu
d.      Biji direndam dengan air panas (50 oC) selama 1 jam
e.      Persemaian ditutup dengan kasa nilon (rumah kasa).
f.        Bibit disemai dalam polybag ukuran diameter 20 cm,  tinggi 10 cm
g.      Umur bibit di persemaian 25 hari.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan media tanah budidaya tanaman cabai dilakuakan dengan tanah dibajak 1-2 kali, digemburkan dan dibuat  bedengan
JARAK TANAM DAN SISTEM TANAM
Jarak tanam yang  digunakan  dalam budidaya cabai merah ini adalah 60 x 70 cm (segi tiga) dengan populasi tanaman 16.000 batang/ ha
PEMANGKASAN
Perempelan tunas
PENYIRAMAN
Ketersedian air merupakan  hal yang  vital dalam budidaya cabai merah. Pengairan/ kelembaban bedeng disesuaikan dengan kondisi lapangan.
PENGAPURAN
Persipan media tanam dalam budidaya tanaman cabe merah denga pemberian kapur sejumlah 2 ton/ ha
PEMUPUKAN
Perlakuan pemupukan  dalam budidaya cabai merah ilakuakn dalam beberapa tahap yaitu :
Pemupukan (ha),  pemupukan melalui akar
Pupuk dasar diberikan sebelum pemasangan MPHP
  • Pupuk kandang ayam 20 ton/ ha
  • ZA         : 560 kg/ ha
  • Ure        : 240 kg/ ha
  • SP-36      : 480 kg/ ha
  • KCl        : 320 kg/ ha
  • Borax           : 16 kg/ ha
  • Curater    : 16 kg/ ha
Pupuk Susulan:
NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 250 kg/ ha diberikan pada umur 20, 40, 60, 80 dan 100 HST masing-masing 1/5 dari total dosis di atas.
MULSA
Mulsa yan digunakan : MPHP
Pupuk PPC/ pupuk  daun
  • Complesal     : 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan interval 14 hari (12 HST dan 26 HST).
  • Gandasil 2 lt/ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 40 HST dan 54 HST.
  • Bayfolan 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 68 dan 82HST.
PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
Jenis hama dan penyakit yang menyerang dalam budidaya cabai merah serta cara penanganannya adalah sebagai berikut :
  • Kutu daun/Aphis , diatasi dengan :
Curater diberikan pada umur 25 HST (1 gr/batang)
  • Hama Trips , diatai dengan :
Lanate  2-5 EC , 2 cc/ ltr air
  • Tungau, diatasi dengan :
Pagassus 500 SC, 2,5 cc/ ltr air
  • Antraknosa (Colleorchum capsici dan C. gloesporoides), diatasi dengan :
Score 2 cc/ltr air
Daconil 20 gr/lt air (intreval 5 hari sekali)
  • Penyakit bercak daun (Cercuspora      capsici), diatasi dengan :
Daconil 25 cc/ltr air (intreval 4 hari sekali)
  • Penyakit layu  (Fusarium oxysporum), diatasi dengan :
Eradikasi (cabut dan bakar)
PANEN DAN PASCAPANEN
Panen   dilakukan pada umur 85 – 90 HST, dengan banyaknya pemanenan ± 14 kali, dengan interval 4 hari sekali.

Bercocok Tanam CABE

Bercocok Tanam Cabe

Kamis, 19 Januari 2012 16:17 Elmirizal Chanan
Cabe Pandaisikek yang masih muda sekitar usia 3,5 bulan. CABE Adalah salah satu komoditi Andalan Di nagari Pandaisikek,80% lahan pertanian di Pandaisikek di tanami dengan cabe. Cabe Pandai Sikek Biasa juga disebut dengan Cabe keriting, Bentuknya kecil dan panjang berbeda dengan cabe jawa , Medan Atau daerah lain Di Indonesia.Tidak hanya bentuk, rasanya pun jauh lebih pedas daripada cabe di daerah lain. Pembudi dayaan cabe dipandaisikek dilakukan dengan 2 cara yaitu tradisional dan teknologi, Tapi kali ini kita akan membahas tehnik cocok tanam cabe secara modren/teknologi dan menggabungkan pengunanan Kimia beserta Organik.

1. Tata cara pengolahan Lahan

Bentuk Petaka Cabe Keriting

Lahan yang kita pergunakan Kali ini kira-kira berukuran 450 M persegi Atau sekitar 10 Kg Plastik Mulsa Dengan pH tanah Sekitar 5pH, Yang sudah terbebas dari gulma atau sudah bersih.

Tentu kita juga bertanya Apa itu pH…….? pH (potential of hydrogen) yaitu tingkat Basa dan keasaman tanah yang menentukan tingkat kesuburan tanah.

Bentuk dan ukuran petak Cabe

Lahan terlebih dahulu kita buat petakanya dengan jarak 170 cm. petakan awal kita buat dengan kedalaman sekitar 10 cm dengan lebar 50 cm atau hanya untuk membentuk lahanya saja, setelah selesai kita sudah bisa menaburkan pupuk kandang ( pupuk kandang yang dipergunakan kali ini adalah yang berasal dari Tahi Ayam sebagai bahan Organiknya ) dengan ukuran 20 karung sisa pakan ayam. Penebaran dilakukan hingga merata diatas petakan tadi,Setelah selesai kita tunggu sekitar 7-10 hari untuk mendinginkan pupuk kandang tadi juga supaya merata dengan tanah, barulah nanti bisa di lakukan proses berikutnya.

Petakan yang sudah didiamkan tadi Langsung saja ditabur dengan pupuk Kimia. Pupuk yang kita gunakan kali ini adalah NPK dengan kadar Hara

  • 15% Nitrogen
  • 9 % Fosfat
  • 20% Kalium Oksida
  • 2 % Magnesium Oksida
  • 3,8 % Sulfur
  • 0,015 % Baron
  • 0,02 % Mangan
  • 0,02 % Seng

Dengan ukuran satu karung sekitar 50 Kg, Penaburan dilakukan hingga merata.

Setelah itu barulah dilanjutkan dengan memperdalam petakan (hingga mencapai 40 cm) dan menimbun pupuk yang sudah di tabur tadi dengan tingkat kegemburan sekitar 20-30 cm (tanah benar-benar harus halus),Kegemburan dan kedalaman pupuk yang di timbun tadi sangatlah penting karena ini di maksudkan supaya akar cabe nantiknya gampang mencari makan, dan dalamnya pupuk di timbun supaya pada saat cabe berusia sekitar 2,5 bulan dia mendapatkan cadangan makanan yang banyak dan akan lebih mempercepat pertumbuhan hinga berkembang dengan baik hingga panen nanti.
Setelah pengemburan selesai langkah selanjutnya membulatkan petakan tadi seperti setengah lingkaran dengan mengunakan rol atau kayu kira 1m, bentuk media tanam hinga bagus dan rapi sebelum dipasang plastik mulsa yang telah di sediakan. Setelah bulat di semprot dengan mengunakan pestisida pembunuh hama tanah, bisa juga menggunakan organik yang banyak beredar di pasaran.
bentuk pemasangan plastik mulsa
Untuk Pemasangan Mulsa kita membutuhkan bambu yang di belah kecil-kecil supaya mudah di bengkokan dengan ukuran panjang sekitar 20 cm lebar 1cm dan ketebalan 3 mm.Bambu ini digunakan utuk penyangga (samek) di tiap ujung dan pinggiran plastik mulsa.
Pemasangan sebaiknya di lakukan pada saat cuaca panas, dengan tujuan supaya mulsa gampang ditarik hingga meregang dan pada cuaca dingin mulsa ini akan kelihatan lebih rapi dan kuat pasangannya.
Setelah pemasangan selesai lahan sebaiknya didiamkan pula beberapa hari untuk membunuh hama yang masih berada di dalam petakan.

Berikutnya penanaman, sebelum kita tanam tentu terlebih dahulu kita ketahui tentang pembibitan.

2. Pembibitan Cabe

bibit cabe berusia 15 hari

  • Bibit: Dipilih dari induk yang berkualitas tinggi berdasarkan ukuran bentuk dan daya tahan.Biji cabe dipisahkan dari kulit dan dikeringkan beberapa waktu, sebelum di semaikan sebaiknya bibit di beridulu pestisida yang berbentuk tepung Seperti Antracol,kocide dll supaya waktu penyemaian tidak dimakan oleh hama.
  • Lahan Penyemaian : Lahan yang sudah bersih di bikin petakan kira-kira berukuran panjang 5 m dan lebar 1,2m untuk 4000 biji bibit, Kemudian digemburkan dan di beri pupuk kandang (4 kg keadaan kering) yang sudah dicampur dengan sedikit pupuk NPK (2 ons) dan ditebar hingga merata diatas petakan.
  • Cara menyemaikan Bibit : bibit juga ditebar hingga merata diatas petakan yang sudah diberi campuran pupuk tadi kemudian di timbun tipis dengan tanah halus. Kemudian ditutup dengan daun pisang hingga rata sampai bibit ini tumbuh nantinya, kira-kira 7-10 hari.
  • Bibit yang sudah tumbuh di beri atap dengan menggunakan plastik transparan yang banyak di jual di pasara. Ini supa bibit terlindung dari hujan dan panas matahari lang sung
  • Jangan lupa bibit disiran / di semprot ( bila di perlukan) hinga usia 45 hari.
  • Bibit dengan ketinggian sekitar 10-15 cm sangat baik untuk dipindahkan kemedia tanam.

3. Penyiapan Media Tanam

Dari lahan / petakan yang sudah di siapkan sebelumnya kita sudah bisa memulai penanaman, tetapi sebelumnya plastik mulsa yang sudah di pasang di lubang dengan mengunakan sebuah alat yang bisa di bikin sendiri bahkan ada juga di jual dipasaran. Alat ini bisa di buat dengan sebuah kaleng susu dengan ukuran diameter 6 cm yang di beri tangkai dengan kayu sebagai pegangan sementara di sekeliling kaleng tersebut di beri lubang dengan paku.
Jarak tanam
Cara menggunakan alat ini juga sederhana, Kaleng yang sudah berlubang tadi dimasukan bara tempurung kelapa sehingga kaleng akan panas dan siap di pergunakan.
Mulsa di beri lubang dengan jarak 60-70 cm sementara untuk jarak disampingnya dibuat zikzak dengan jarak yang sama.Lahan barulah siap untuk d tanami.( usahakan penanaman dilakukan pada cuaca dingin karena plastik mulsa yang kena matahari bisa membuat bibit cabe tidak jadi hidup)

4. Cara Tanam

Bibit cabe yang baru di tanam

Penanaman Cabe tidak lah sulit, caranya sama dengan penanaman tumbuhan yang lain. Tapi untuk cabe, karena lahan telah disiapkan dengan pupuk dan cadangan makanan yang cukup kita hanya tinggal mencabutnya di persemaian dan langsung di tanam pada mulsa yang telah di lubang.
Untuk menanam Cabe ini cukup satu batang untuk tiap lubang, setelah beberapa waktu dan juga dirawat dengan baik akan menjadi sebatang cabe yang berkualitas tinggi.
Pada Contoh-contoh gambar yang telah kita tampilkan terlihat ada tanaman yang di tumpang sari,kebetulan kami menampilkan tanaman sayuran jenis sawi. Untuk tumpang sari bisa ditanam jenis sayuran yang lain, asal usia tanaman yang di tumpang itu berusia cepat (sekitar 1,5 bulan. Tapi kali ini kita tidak membahas pokok permasalahan tumpang sari jadi kita bahas saja lain waktu.kita masuk ketahap Berikutnya yaitu:

5. Perawatan

Apapun yang kita usahakan di dalam pertanian,perawatan adalah hal yang sangat penting, kita masuk terlebih dahulu pada:

A. Penyemprotan

Penyemprota bisa menggunakan pestisida kimia ataupun organik, Penyemprotan dilakukan rutin minimal i kali seminggu.

Jenis racun yang kita gunakan tergantung pada keadaan tanaman cabe itu sendiri dan cuaca di daerah masing-masing. kenapa demikian , Keadaan iklim juga mempengaruhi jenis pestisida kenapa demikian, ada sebagian pesrisida yang di tentukan dengan cuaca untuk penggunaanya.

Jenis Pestisida yang sering di pergunakan adalah sebagai berikut

  • –
  • –

Penyemprotan dilakukan sampai cabe habis di panen.

B. Membuang tunas batang ( Merempel )

Pembuangan tunas batang ( Merempel )

Untuk kwalitas cabe yang bagus tunas batang haruslah dibuang , karena nantinya cabe ini juga akan bercabang dan cabangnya inilah yang akan di biarkan besar. Kira- kira usia tanaman cabe berusia 20 hari, pembuang tunas yang pertama kitalakukan,20 hari berikutnya pembuangan yang ke dua dan untuk terakhir menjelang pengikatan batang cabe ke tiang penyangga.

sebaiknya dalam melakukan pembuangan tunas kita mengunakan gunting yang bersih.

C. Tiang Penyangga

Tiang Penyangga dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 1 m lebar 3 cm dan ketebalan 2 cm.Pada ujung tiang tadi di runcing supaya gampang menancapkanya ketanah. Pemasangan tiang penyangga ini pada usia cabe 1 bulan dengan jarak sekitar jarak 5 cm dari rumpun cabe, jangan terlalu dekat karena kalau dekat bisa merusak akar yang sudah mulai menjalar.

Fungsi dari tiang ini adalah agar saat cabe sudah besar rumpunya tidak digoyang oleh angin karena sudah kita ikat longgar antara batang cabe dengan tiang itu sendiri. Pengikatanya bisa kitalakukan pada usia cabe 2 bulan.

6. Panen

Cabe masak siap untuk di panen

Kita sudah bisa panen cabe ini di usia 4,5 bulan Tergantung apa buah cabenya sudah masak / belum.
Dalam Melakukan pemanenan Jangan lupa mengambil buah yang rusak walaupun masih muda karena akan menentukan kwalitas dan daya tahan usia panen cabe

Penemu CABE Kopay

Penemu Cabe Kopay

Oleh: Febrianti/ PadangKini.com
DI ATAS sepetak lahan kecil di tengah ladangnya yang luas pada 2005, Syahrul Yondri, 43 tahun, petani cabe di Kelurahan Koto Panjang, Kenagarian Lampasi, Payakumbuh menanam 150 batang cabe merah keriting.
Biasanya di ladangnya yang luasnya 2 hektare, ia menanam lebih seribu rumpun cabe. Namun panen cabenya baru saja digagalkan virus kuning yang dibawa serangga mirip kupu-kupu yang diberi nama virus kutu kebo.
Seluruh daun cabenya menguning dan tidak sempat berbuah. Bukan cabenya saja yang terkena, tetapi juga cabe-cabe milik petani di Limpasi, hampir semuanya gagal panen.
Apalagi virus kutu kebo tersebut tahan berbagai pestisida yang disemprotkan petani.
Akhirnya Syahrul berinisiatif melakukan penelitian kecil-kecilan mencari cara menyingkirkan virus yang dibawa si kutu kebo. Ia mulai mempersiapkan lahan untuk ditanami cabe untuk sarana penelitiannya. Ia menanam 150 cabe keriting lokal.
"Saat cabe saya diserang, saya amati, hama kutu kebo itu sepertinya tidak tahan panas matahari, kalau cahaya matahari sedang terik, dia berlindung di bawah daun, makanya saya membuat cara agar hama di balik daun itu kena cahaya," katanya.
Yon memulai percobaannya. Di bawah rumpun cabe yang baru tumbuh, ia meletakkan pecahan cermin serta aluminium foil bekas makanan kecil. Ternyata lumayan berhasil. Hama kutu kebo mulai enggan hinggap, selama tiga bulan, lebih separuh cabe bebas dari kutu kebo dan bisa menghasilkan buah.
"Sepanjang hari saya amati pertumbuhannya, banyak juga orang kampung yang mengatakan saya sedang stres, kehilangan akal, karena hampir setiap hari bermenung di depan rumpun cabe," kata Yon.
Melihat ada hasilnya, Yon memutar otak mencari cara mengganti cermin dan aluminium foil bekas bungkus makanan kecil untuk memantulkan cahaya agar lebih praktis. Akhirnya pilihan jatuh ke plastik mulsa perak yang biasa digunakan petani saat bertanam untuk melindungi tanaman dari gulma.
Karena mulsa kurang banyak memantulkan cahaya, Yon mengecat plastik mulsa dengan warna perak, lalu ia menanam cabe lagi, menggunakan pupuk kompos dan menutup bedengan tanah dengan mulsa.
Hama makin jauh berkurang, bahkan cabenya jauh lebih subur. "Ada yang panjangnya 22 cm, lebih panjang dari biasanya yang hanya 17 cm," kata Yon.
Ia lalu memilih bibit cabe yang unggul dan paling panjang, lalu mulai menyemainya kembali.
Ia kembali bertanam cabe dengan menggunakan  mulsa, lalu mulai menambah pupuk kompos dua kali lebih banyak dari biasa. Biasanya satu rumpun menggunakan 1 kilogram kompos, kini ia tambahkan menjadi 2 kilogram per batang cabe.
Cabenya subur dan hama kutu kebo tidak ada lagi, begitu juga hama lainnya. Hasilnya cabenya semakin panjang, bahkan ada dua batang cabe yang memiliki buah yang panjangnya hingga 35 cm. Salah satu batang cabe berdahan pendek sehingga buahnya menjuntai ke tanah, dan satunya lagi lebih tinggi dan panjang buah tetap sama.
Yon memilih mengembangkan bibit cabe dari batang yang tinggi, agar buahnya nanti tidak busuk karena menyentuh tanah.

Tiga Kali Percobaan
Akhirnya setelah tiga kali percobaan, Yon kembali menanami ladang cabenya seperti semula. Dari 1 kilogram bibit cabe unggul yang telah dipilihnya, ia mendapatkan bibit 1.200 batang cabe. Lalu Yon mulai bertanam seperti perlakuan pada penelitiannya, diberi kompos 2 kilogram tiap tanaman dan ditutup mulsa.
Hasilnya, tiga bulan kemudian buah cabe yang muncul panjang-panjang, bahkan pada musim panen minggu pertama ada yang panjangnya 40 cm. Rata-rata panjangnya 25 cm hingga 35 cm. Ia menikmati masa panen selama 27 kali panen atau 14 minggu. Sebatang cabe bisa mengasilkan 1,4 kilogram cabe.
Yon jelas lebih beruntung dibandingkan cabe keriting biasa. Dulu ia hanya bisa panen selama 9 minggu atau 17 kali panen dengan hasil 4-7 ons cabe per batang.
"Buah cabe dalam sebatang itu sama, tetapi yang menguntungkan itu kan karena cabenya lebih panjang, jadi lebih berat, 1 kilogram cabe keriting biasa 260 buah sedangkan 1 kg cabe kopay berjumlah 90-110 buah cabe," kata Yon.
Cabenya langsung disambut pasar dengan harga lebih tinggi. Cabe keriting biasa saat itu Rp18 ribu per kilogram, cabe kopay milik Yon dihargai Rp24 ribu per kilogram, semua dibeli untuk pemasaran ke Pekanbaru.
"Mungkin orang mau beli karena bentuknya aneh, ada cabe keriting kok panjang, selain itu cabenya juga lebih tahan terhadap suhu ruang, bisa seminggu tidak busuk, kalau cabe biasa hanya tahan 3 hari," katanya.
Ia saat itu berhasil panen cabe 1,3 ton dan meraup untung Rp40 juta. Uang tersebut digunakannya untuk membeli lahan seluas 1.700 meter untuk tempat mendirikan rumah dan ladang cabenya. Sebelumnya ia menyewa lahan.
Namun kesuksesan Yon masih belum dipercayai petani di kampungnya.
"Banyak yang mengatakan itu hanya kebetulan, bahkan mereka menolak bibit yang saya berikan," kata Yon.
Yon lalu mulai bertanam lagi, kali ini 1.600 batang, namun ia terus memilih bibit dari cabe yang paling unggul. Panen kedua, cabenya tetap panjang-panjang dan ia meraup untung Rp45 juta dari hasil cabe 2,4 ton. Ada yang mulai percaya kepada Yon. Seorang petani minta bibit darinya dan dibimbing Yon saat bertanam. Hasilnya bagus.
"Sejak melihat panen saya berhasil, orang-orang mulai tertarik dan percaya, lalu ramai-ramai  menanam cabe dari bibit saya," kata Yon yang juga Ketua Kelompok Tani Tunas Maju di kampungnya.
Yon juga setia menggunakan pupuk organik. Pupuk organik ini dibuatnya sendiri dengan mencampurkan jerami padi, kotoran sapi, dan trikoderma. Untuk 2 hektar lahannya ia membutuhkan 50 ton pupuk kompos.
"Saat ini saya juga menjual bibit bersama kelompok tani, harganya Rp75 ribu per kilogram, bibit ini dipilih dari cabe terbaik dan sejah tahun lalu mulai ditanam petani-petani di Sumatera Barat, kalau cabenya tetap dipasarkan ke Riau," katanya.
Nama cabe kopay diberikan Wali Kota Payakumbuh Josrizal Zain agar diakui sebagai varietas lokal asli dari Payakumbuh.
Saat ini cabe Kopay telah mendapat sertifikat dari Balai Pemurnian dan Sertifikasi Benih Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Departemen Pertanian. Oktober 2008, rencananya akan diseminarkan dan akan diluncurkan sebagai varietas baru.
Syahrul saat ini sudah hidup lumayan di kampungnya. Punya lahan yang luas, rumah permanen tipe 150 meter persegi, dan sebuah mobil Suzuki Carry. Pria kelahiran 1965 ini tinggal bersama istrinya, Yulismar, dan anak gadisnya, Siska Sri Indah Mulia.
Kini selain bernama cabe, ia juga menjual bibit cabe. Keseharianya kini disibukkan melayani tamu dari kelompok tani berbagai daerah di Sumatera Barat  yang datang hamir setiap hari membeli bibit dan minta diajarkan bertanam cabe kopay.
"Ini juga ditangani kelompok tani kami, karena menyita waktu, kini kami kenai bayaran Rp350 ribu per hari untuk satu kelompok tani, karena sekarang waktu saya habis untuk itu, tidak sempat lagi mengurus cabe sehingga saya harus punya anak buah untuk membantui mengurus cabe," katanya.
Syahrul berharap petani lain bisa merasakan bagaimanan senangnya jadi petani.
"Sebab selama ini penilaian orang derajat petani terlalu rendah, dengan kopay, ekonomi naik, sehingga petani disegani orang, agar  orang tidak berpacu lagi menjadi pegawai negeri, petani juga bisa hidup senang seperti orang lain," katanya.
Yon mulai menjadi petani sejak tahun 2000. Tamatan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada1985, ia  sempat menjadi guru SD sebentar, karena pendapatan kecil, ia banting stir menjadi montir elektronik pada 1990.
Setelah banyak muncul bengkel elektronik lain, ia banting stir menjadi tukang bangunan hingga mengerjakan proyek pembangunan Rumah Sakit Adnan Payakumbuh. Namun ia tak memperoleh keuntungan, akhirnya pada 2000 kariernya berakhir di lahan pertanian.
Lahan itulah yang mengantarnya menjadi penemu cabe besar, Cabe Kopay, cabe asli dari Kota Payakumbuh. (Febrianti/PadangKini.com)

Pengendali Hama Cabe dengan Bahan Alami

Pengendali Hama dari Bahan Alami (Bio-Pestisida)


Obat-obat alami dapat dibuat sendiri dari bahan yang ada disekitar kita. Asal kita mau sedikit berkreasi, maka cara membuat obat-obatan alami tersebut tidak sulit, Walaupun ini obat alami cara penggunaannya harus bijaksana, artinya baru digunakan kalau serangan hama sudah diatas ambang batas.
Beberapa pengendali hama alami / pestisida nabati :

1.      Ramuan obat dari daun-daun pahit (sebagai pupuk cair)

Bahan pokok : Masing-masing 1 genggam.
Daun (kumis kucing, mangkokan, sirsat, ginseng, bunga matahari, ketepeng kebo, sampang, pace, johar, awar-awar, jenu, lerak, mindi, senggunggu, brotowali, mahoni, mimba, gadung, pepaya).
Bahan tambahan : Kapur tohor 10 Kg, Garam dapur 1 Kg, pupuk kandang 1 zak (pupuk), kunyit 1 kg dan belerang secukupnya.
Cara membuat :
a)   Daun-daun tersebut direndam dalam drum diberi air 25 liter
b)  Masukkan garam dapur, kapur dan pupuk kandang dalam drum.
c)   Ditutup rapat, biarkan membusuk sampai 1 minggu..
d)  Kunir diparut dimasukkan dalam ember ditambah air secukupnya.
e)   Saring busukan daun dan kunir.
f)   Campurkan 1 liter larutan kunir dengan 2 liter larutan busukan daun.
g)  Perbandingan pemakaian larutan 1 liter larutan kunir, 2 liter larutan busukan daun dan 5 liter air (1:2:5).
Manfaatnya :
a)   Untuk menghalau hama tikus, wereng, walangsangit, buduk kacang dan ulat.
b)  Mencegah penyakit busuk pada tanaman pisang.
Ampasnya sebagai pupuk alami
2.  Bahan baku daun-daunan
Bahan pokok, daun (kleresede, ketepeng kebo, kokro pahit, johar, kenikir londo, mahoni, brotowali).
Bahan tambahan : Belerang 0,25 Kg, kapur tohor 0,5 Kg blek.
Cara membuatnya :
Semua bahan daun masing-masing 1 Kg ditambah kapur dan belerang direndam dalam drum berisi 25 liter air selama 7 hari dan ditutup rapat.
Setelah membusuk diaduk-aduk dan disaring. Perbandingan penggunaan larutan daun : air = 1 : 3
Manfaat  :
a)    Untuk mengendalikan walang sangit.
b)    Untuk mengendalikan hama yang menyerang sayuran.
3.  Bahan :
Gadung 10 Kg, Jengkol 10 Kg, Buang Pinang 5 Kg, Klika Pule 5 Kg, Brotowali 5 Kg, Daun kecubung 5 Kg, Daun Johar 3 Kg, Daun kleresede 3 Kg, Kapur sirih 0,50 Kg dan Belerang secukupnya.
Cara membuatnya :
a)    Semua bahan dihaluskan atau ditumbuk terus dimasukan dalam drum ditambah dengan air 2 kali adonan
b)    Ditutup rapat dengan plastik selama 2 sampai 3 minggu air membusuk.
c)    bila mau menggunakan disaring dicampur dengan air perbandingannya 1 : 4.
Manfaat :
1.    Mengendalikan tanaman padi, palawija dan sayuran seperti hama walangsangit, wereng, ulat, kepik, banci dll.
2.    Ampasnya dapat mengendalikan tikus dan sebagai pupuk alami.
4.  Mengendalikan Hama Orong-orong sawah (Anjing Tanah)
Bahan : Daun pace
Cara membuat : Daun pace dirajang lembut terus diremas-remas.
Penggunaan :
disebarkan ditepi pematang yang tanam padinya terserang orong-orong.
5.  Mengendalikan  Hama Balalang
Bahan : Albisia Buto 1 Kg, Akar Tuba 1 Kg, Klika Pule 1 Kg, Daun/Buah kecubung 0,05 Kg dan air 20 ltr.
Cara membuatnya :
Semua bahan dijadikan satu lalu ditumbuk halus dan dicambur air 20 Lt. dalam tempat drum atau ember besar lalu ditutup rapat,  dalam waktu 24 jam dapat dugunakan dengan disaring lebih dahulu.
6.  Bunga Kertas atau bougenville
    Bahan :
            1 kg daun-daun bougenville
            1 liter susu sapi
      Cara buat
            Masukkan 1 kg daun bunga kertas/bougenvile taruhlah tong, masukkan air mendidih dan diamkan selama 24 jam. Tambahkan 1 liter air susu sapi rebus. Saringlah air larutan tersebut. ramuan ini sudah siap dipakai sebagai pestisida alami
Hama yang dikendalikan :
Layu pada pisang dan lada dan juga mengendalikan terjadinya penyakit pada tanaman.
8. Bahan untuk membasmi berbagai macam hama penyakit
·       Daun sirih 6 genggam
·      Belerang 1/4 kg
·      Labu siam 2 kg
·      Jinten 1/4 kg
    Gara membuat :
            Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun sirih, jinten ditumbuk halus. Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan labu siam. Aduklah hingga rata. Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1 minggu. Setelah 1 minggu kemudian dapat digunakan.
Penggunaan :
Campurkan larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada sore/pagi hari.
9.  Bahannya :
·      Air leri (air cucian beras)   : 1 liter
·      Mikro organisme nabati  :  10 sendok makan
·      Alkohol 40 %, 70 % (air tape)        :           10 (30) sendok makan
·      Cuka                               :  10 sendok makan
·      Gula pasir                       :  1 ons
·      Perasan air gadung          :  10 sendok makan
·      Perasan air jahe               :  10 cendok makan
Cara membuatnya :
Semua bahan dicampur jadi satu didalam tempat/jerigen, ditutup rapat selama 15 hari dan selama itu setiap pagi dan sore digojlok, agar apabila ada endapan dapat dan canpur dengan merata, setelah itu didiamkan selama 5 hari, selanjutnya sudah dapat digunakan.
Caranya penggunaannya :
Campurkan ramuan pengendalli hama nabati 1 sendok makan dengan air biasa (air bersih) 1 liter, lalu semprotkan pada tanaman (padi, palawija atau sayuran).
Catatan :
Pengendali hama nabati ini dapat dipergunakan untuk mengendalikan hama wereng , ulat, walangsangit, banci (aphid) dan serangga lain dan juga dapat berfungsi sebagai pupuk.
10.  Pengendalian Hama tikus
Cara 1
Bahan : Jengkol
Caranya : Jengkol diiris-iris lalu disebarkan pada petekan tanaman yang terserang tikus, karena bau tikus pergi.
Cara 2
Bahan : Tepung kanji secukupnya, lombok rawit merah dihaluskan.
Caranya : Tepung kanji diberi air dan direbus, ditambah cabai yang sudah dihaluskan hingga menjadi lem encer.
Cara pemakaian : Lem kanji dioleskan merata dalam sepotong bambu dan masukkan dalam lubang tikus, agar supaya tikus keluar masuk lewat potongan bambu tersebut, karena mata kena lem kanji yang pedas tikus menjadi buta dan mati.
Cara 3
Bahan : Gula Jawa / Gula Pasir
Caranya : Gula jawa diiris-iris dan dimasukkan dalam lubang tikus, sehingga apabila tikus masuk lubang dan menginjak-injak gula sampai kedalam dan kakinya tertempeli gula. Gula akan mengundang semut, karena kaki tikus ada gulanya diharapkan akan menyerang tikus beserta anak-anaknya dalam lubang.
Cara 4
Bahan : Kerupuk palembang
Caranya : Kerupuk yang masih renyah dihaluskan menjadi tepung. Tepung kerupuk tersebut dibuat bulatan sebesar biji kacang tanah dengan padat sekali. Bulatan diletakkan yang dilalui tikus, dan tikus akan memakannya. Reaksi bulatan kerupuk dalam perut tikus akan mengembang, sehingga perut tikus pecah dan tikus mati karena biasanya tikus setelah makan bulatan kerupuk akan merasa haus dan terus minum.
11. Kapur Mati
Campuran 20 % kapur mati dengan air dapat dipakai sebagai pestisida berbagai macam serangga hama.
12. Abu Tanaman  (sekitar 60  unsur  berguna,  kandungan  yang terbanyak    adalah Kalium).
Kegunaannya :
1. Mengendalikan : hama semut dan rayap.
   Cara : Taburkan  abu  tanaman disekitar pangkal tanaman dengan  tebal 3 cm.
2. Mengendalikan : hama ulat, kepik dan sekaligus sebagai  penambah unsur mikro.
Cara :-  2-3 sendok makan abu dilarutkan dalam 1 liter air, saring dan semprotkan ke seluruh bagian tanaman.
-          sebaiknya  ditambah  air  seni  (ternak/manusia) ñ 5 sendok makan.
13 . Campuran Cabai dan Bawang Putih
a.  Larutan cabai
Sebenarnya cabai saja (tanpa bawang putih telah dapat digunakan sebagai insektisida, caranya yaitu dengan menumbuk 1 kg cabai ke dalam 1 liter air panas. Setelah itu diaduk dan didiamkan sampai dingin.
b. Campuran cabai dan bawang putih
     Segenggam air bawang putih dan segenggam cabai ditumbuk sampai halus, kemudian dilarutkan dengan 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk mengendalikan serangga pengunyah seperti : belalang, ulat, dsb. Selang waktu penyemprotan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
14. Larutan Air Seni
Air seni yang telah diencerkan dengan air dalam perbandingan 1 bagian air seni dibanding 10 sampai 15 bagian air. Penyemprotan ini digunakan untuk pencegahan segala macam hama dan penyakit, yang dilakukan dalam 10 - 15 hari sekali (atau tergantung kebutuhan).
15. Biji klerak/lerak
Cara : 3-6 biji lerak dihancurkan dan direndam dalam 1 liter air.         
Fungsi : untuk ulat sayuran, semut, kumbang kelapa, dan ulat padi. Jumlah klerak dapat ditambah.
16. Daun randu/mlowo
Cara : 1 kg daun randu + 7 liter air, ditumbuk halus, dicampur, disaring (disemprotkan). Apabila terlalu kental dapat ditambahkan air.
Fungsi : Untuk ulat sayuran (sawi dan kobis)    
17. Insektisida dari Tembakau
     Tanaman tembakau yang masih muda kadar nikotinnya lebih banyak di bagian akarnya, sedang untuk tanaman yang cukup tua pada bagian daun yang telah tua.
a. Insektisida dari Daun Tembakau
     Insektisida tembakau ini biasanya digunakan untuk mengenda-likan ulat, belalang, dan kepik.
Cara pembuatan :
     Daun tembakau yang cukup tua sebanyak 5-6 lembar direndam dalam 1 liter air panas (tidak diajurkan yang sudah rajangan. Kemudian didiamkan selama beberapa malam, disaring dan siap disemprotkan. Dapat juga ditambahkan 5 butir lerak.
Penggunaan :
     Larutan tembakau 3 - 6 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air dan disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Digunakan untuk mengendalikan walangsangit yang belum dewasa, ulat sayuran, dan semut.
b. Insektisida Puntung Rokok
Caranya, 10 butir puntung rokok (kalau bisa tanpa gabus) direndam dalam 1 liter air panas. Diamkan selama beberapa malam, kemudian disaring. Penyemprotan diarahkan ke bagian bawah daun tanaman.
18. Insektisida Ubi Gadung
Cara pembuatan :
      Ubi gadung 1 kg dan labu siam 1 kg diparut, dicampur, diperas dan disaring.
Penggunaan :
     Ekstrak sebanyak 3 - 6 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air dan disemprotkan ke seluruh bagian tanaman.
19. Minyak Tanah dan Sabun untuk Lalat Buah
Bahan : Minyak Tanah,  sabun dan air
Cara membuat :
Campurkan 1 sendok makan sabun denga ¼ sendok makan minyak tanah dengan 1 liter air
Kegunaan : untuk mengendalikan lalat buah, kumbang dll)
Pengunaan : semprotkan larutan keseluruh bagian tanaman (terutama pada buah)
20. Pengendali ulat dan walang sangit
Bahan : Gadung 2 kg,  jengkol 1 kg dan tembakau 1 kg
Cara membuat :
Ditumbuk halus (di blender), setelah berbentuk pasta campurkan 3 liter air, 1ons gula pasir dan 1 liter EM4 (mikroorganisme). Larutan diiamkan selam 7 hari
Pengunaan : Penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari. Efek pestisida lambat (penurunan populasi menurun setelah 2-3 hari).
21. Obat untuk Belalang dan Ulat
Bahan :
1. daun sirsat           50 helai
2. tembakau                        1 genggam
3. Air                      20 liter
4. Detergen             20 gr
Cara :
1.    Bahan ditumbuk
2.    Bahan dicampur air
3.    Kemudian diendapkan semalam
Penggunaan :
1 liter saringan dilarutkan dalam 15 liter air
22. Hama Trips
Menyerang pagi dan sore hari. Berkembang 2-3 minggu. Bagian yang diserang biasanya tunas yang masih kuncup (dan juga buah dan bunga).
Bahan :
Daun sirsat  50-100 helai
Cara :
1.      Bahan ditumbuk kemudian ditambah air 5 liter
2.    Kemudian diendapkan semalam
3.    Disaring
Penggunaan :
1 liter saringan dilarutkan dalam 10 liter air