Kamis, Maret 14, 2013

Perawatan Kelapa Sawit




TUNAS
Tidak ada pruning/penunasan selama masa belum menghasilkan (TBM) sampai 6 bulan menjelang panen pertama, dan biasanya 24 bulan setelah tanam, pekerja tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini. Pelaksanaan pruning bias dilakukan apabila adanya pelepah yang mati dan tidak produkstif, serta adanya janjang dan buah busuk, dan ini disebut pruning sanitasi, gunanya adalah untuk memudahkan pemanen sehingga pekerjaannya tidak terganggu
TUNAS PASIR.
Syarat  :
Tunas pasir hanya dikerjakan 1 kali saja selama hidupnya kelapa sawit, yaitu bila tanaman sudah berumur 2.5 tahun sejak ditanam dilapangan, maka apabila cukup berkembang untuk produksi buah atau TBS.
Cara   :
  1. Seluruh daun / cabang yang paling bawah sebanyak 1-2 lingkaran pertama (maksimum 15 cm dari tanah ) supaya dibuang, diatas batas ini cabang tidak boleh diganggu.
  2. Cabang harus dipotong rapat kepangkal dengan memakai arit (egrek kecil).
  3. Dengan alat ini (memakai gagang sepanjang 1,5-2,0 meter ) potongan-potongan cabang mudah dikumpulkan dengan menariknya (dikait) keluar.
  4. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh buruh sendiri dibawah pengawasan yang ketat, tidak dibenarkan oleh pemborong.
  5. Tenaga kerja untuk tunas pasir            : 4 hb / HA.
  6. Sesudah pekerjaan tunas pasir hingga masa tunas selektif, maka dilarang keras memotong cabang tanaman kelapa sawit untuk tujuan apapun, kecuali analisa daun, dan ini hanya dibenarkan mengambil anak daunnya saja.
TUNAS  SELEKTIF.
Tujuan.
Tujuannya untuk mempersiapkan pokok untuk dipanen,yakni pada umur 3-4 tahun, tergantung pada keadaan pertumbuhan pokok.
Syarat.
  1. Suatu blok atau golongan tanaman dapat milai ditunas selektif jika sekurang-kurangnya 40% telah mempunyai tandan buah yang hampir masak pada tinggi 90 cm (3 kaki) dari tanah diukur dari permukaan tanah kepangkal tandan.
  2. Semua pohon yang memenuhi syarat yang ditentukan (ukuran tingginya) harus ditunas.
         Cara.
  • Batas tunas adalah : 2 cabang songgo buah keatas supaya ditinggalkan tidak ditunas.
  • Semua cabang dibawah songgo buah tersebut diatas supaya ditunas secara timbang air keliling pokok.
  • Semua rerumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh pada pokok kelapa sawit harus dicabut / dibersihkan.
       Alat.
  • Pusingan tunas perdana bagi sisa pokok yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan sekali, hingga semua pokok akhirnya akan tertunas.
  • Alat untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos yang dipakai juga untuk potong buah pada tanaman produktif muda, lebar mata tajam 14 cm.
  • Alat yang sama masih terus dipakai untuk tunas biasa hingga pokok mencapai ketinggian kurang lebih 2,5 meter.
  •  Alat ini diberi gagang kayu laut atau domuli sepanjang 1,5-2 meter, cabang dipotong rapat kepangkal dari arah samping untuk menghindari alat melukai pokok.
       Pusingan.
  • Tunas selektif berlaku untuk tanaman umur 3-4 tahun, dengan tenaga : 50 pokok/hb.atau ( 6 hb / HA / tahun ).
       Perhitingan luas.  Luas yang ditunas selektif = jumlah pohon yang ditunas  x  HA.
                                                                                          143
TUNAS  UMUM  ( BIASA ).
1. Pusingan.
  • Pusingan tunas umum (biasa) untuk Tanaman Menghasilkan dilaksanakan 9 bulan sekali, atau 4 pusingan dalam 3 tahun, dengan demikian perencanaan pusingan tiap tahun harus selalu didasarkan pada pusingan terakhir pada tahun yang lalu. Misalnya situasi pada 1986 yaitu melaksanakan / menyelesaikan pusingan januari 1986 – September 1986 dan memulai pusingan oktober 1986 – juni 1987.
2. Cara.
  • Seluruh umur ditunas hingga 2 (dua) cabang songgo buah paling bawah secara timbang pasir.
  • Satu rotasi tunas harus selesai dalam jangka waktu 9 bulan, sedangkan untuk satu tahun : 1 1/3 pusingan.
Pruning Treatments

Rata-rata hasil
(Ton/ffb/ha/tahun)
Hanya pelepah kering saja
23.3
Tersisa 40 - 56 pelepah/pohon
23.0
Tersisa 24 - 32 pelepah/pohon
19.8
 
Umur Tanaman (thn)
Lingkaran pelepah
Jumlah pelepah/phn
Rotasi/tahun
3 – 4
5 – 8
9 – 12
> 12
7
6
5
4
56
48 – 52
40 – 44
32 - 36
1.0
1.0
1.3
1.3
3. Alat.

  • Hingga tinggi pokok 2,50 meter tetap memakai ”pisau dodos besar” ( lihat tunas selektif )
  • Bagi pokok yang tingginya diatas 2,50 meter (mulai umur 8 tahun keatas) seluruh pekerjaan tunas tanpa kecuali harus dilaksanakan dengan pisau egrek biasa (pisau Malaya) yang diikatkan pada ujung galah (gagang dari bambu). Panjang gagang diatur menurut tinggi pokok, bila perlu 2 galah disambung untuk pokok-pokok yang sangat tinggi.
  • Selama menunas, semua epiphyt pada batang harus dibersihkan dengan mancabut pakai tangan sekitar pangkal batang dan memikul pakai pelepah pada bagian yang lebih tingggi.
  • Pokok sakit atau kuning karena dificiency harus ditunas lebih hati-hati, cukup membuang daun yang karing saja.
MENYUSUN   PELEPAH.
  1. Pelepah-pelepah atau cabang disusun (dirumpuk) digawangan yang tidak ada pasar rintisnya.
  2. Cabang tidak perlu dipotong-potong, melainkan dirumpuk saja memanjang barisan pohon, tindih menindih dan jangan berserakan.
  3. Andaikata digawangan tanpa rintis seperti dimaksud diatas kebetulan pula ada parit dengan arah memanjang barisan, maka cabang-cabang harus dipotong tiga dan dirumpuk diantara pohon dalam garisan sesuai dengan metode lama.
  4. Keuntungan cara ini adalah sebagai berikut :
    1. Cabang tidak perlu dipotong-potong kecuali jika dadparit memanjang digawangan, sehingga menghemat energi dan waktu tukang potong buah / tunas.
    2. Piringan tidak bertanbah sempit oleh ujung-ujung cabang karena telah dirumpuk jauh ditengah gawangan.
    3. Ancak panen dari masing-masing tukang potong buah lebih aman dari saling  ”curi buah” antara sesama mereka (pindah antar rintis lebih sulit).
    4. Menekan pertumbuhan gulma ditengah gawangan.
Untuk areal berbukit yang arah rintisnya memanjang dari puncak bukit ke kaki bukit, susynan cabang harus searah (artinya pucuk bertindih dengan pucuk, pangkal dengan pangkal), dimana pangkal pucuk harus berada dibagian lereng yang tertinggi.
ORGANISASI   TUNAS.
  • Satu orang mengancak satu baris.
  • Potong cabang – langsung disusun.
  • Bersihkan epiphyt – langsung dibersihkan piringan dari sampah.
  • Kemudian baru pindah ke pohon berikutnya.
  • Penunasan sebaiknya dilakukan pada saat periode produksi rendah kecuali tenaga kerja cukup 
  • Pelepah hasil penunasan harus disusun untuk mencegah erosi, menjaga kelembaban, memudahkan kegiatan operasional (rawat dan panen), menekan pertumbuhan gulma, merangsang pertumbuhan akar dan sumber hara.
  •  Cara penyusunan pelepah :
    1. Harus disusun rapi menyebar di gawangan mati dan di antara pohon. Tidak mengganggu jalan rintis dan piringan
    2. Susunan pelepah berbentuk : ”L”
    3. Pada areal curam, peletakan pelepah mengikuti jalan kontur untuk menahan air.
 PENYIANGAN MANUAL
1.    Gawangan     
  • Kelas penutup tanah W3 yaitu 70% kacangan dan 30% rumput lunak tetap bebas lalang dan anak kayu. 1x /2-3 bln.
  • Manual : rumput lunak dibabat. 0,5 HK/ha.1x/3 bln.
2.   Piringan
  • Manual : dengan cara garuk piringan. 1x/1-1,5 bln
  • TM 1 dan 2, jari-jari 2 m. 1,5-2 HK/ha.
  • TM 3 dst, jari-jari 2,5 m. 2-2.5 HK/ha. 1x /3 bln.
3.    Buru Lalang
  • Cara manual dengan garuk/garpu lalang. 1x /2 bln. 0,3 HK/ha.
4.    Dongkel Anak Kayu
  • Anak kayu yang masih ada/tumbuh didongkel cara manual mempergunakan cangkul. 1x /6 bln. 0,6-1 HK/ha.
5.    Jalan Pikul
  • Manual : digaruk selebar 1,5 m. 1x /2-3 bln. 2 HK/ha. 1x /3 bln.

PENYIANGAN CHEMIS
Berdasarkan asal dan sifat kimianya.
a. Pestisida Simtetik .
   Anorganik    ( contoh : garam-garam beracun, seperti Arsenat, Fluorida) Organik
  1. Hidrokarbon barchlor ( contoh : DDT & analognya, MIC, Siklodion).
  2. Meterosilclik (contoh : Strobane, Mirex, Kepone)
  3. Fosfat organik (contoh : Parathion, Malathion, Abate fenithrothion)
  4. Karbonat (contoh : Carbaryl, Arprocarp, Carbofuran).
  5. Nitrofenol (contoh : DNOC atau Dinitrocresol)
  6. Thiosianat (contoh : Lethane)
  7. Sulfonat (contoh : Sulfida)
  8. Sulfon (contoh : Ovex atau ovotran)
  9. Lain-lain (fimigan), (contoh : Metilbromida).
b. Pestisida asal tanaman.
  1. Nicotionida     (contoh : Nicotin )
  2. Pyrathroida     (contoh : Pyrathrum).
  3. Retonoida       (contoh : Rotenon)
c. Berdasarkan reaksinya :
  1. pestisida   kontak        (contoh : Paraquat)
  2. pestisida   siatemik      (contoh : Roud-up).
Banyak jenis tanaman yang tumbuh di kebun sebagian tidak berbahaya sedang yang lainnya kompetitif atau berbahaya, yang berbahaya harus dikendalikan atau dimusnahkan. Tanaman dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut :
Kelas A      : Tanaman yang mungkin dianjurkan
Kelas B      : Tanaman yang biasanya berguna tetapi kadang kadang perlu dikendalikan
Kelas C      : Tanaman yang tidak di ingini  yang harus dimusnahkan
1.     Peralatan Weeding Control

  1. Knapsac Sprayer. Ada dua (2) jenis unit yang ada dan baik untuk difgunakan yaitu bahan yang terbuat dari logam dan plastik propylene
  2. Nozzle. Nozzle sangat penting karena bersamaan dengan tekanan pompa untuk menentukan jumlah dan kualitas larutan yang keluar. Nozzle terbuat dari kuningan, stainless steel, alumunium, keramik atau plastik, nozzle dari kuningan atau plastik baik untuk  digunakan walaupun yang dari kuningan adalah yang terbaik dan tahan lama.
  3. Aksesoris. Banyak aksesoris yang berguna dan dapat dipasang pada alat semprot untuk meningkatkan effisiensi dan ketepatan antara lain :
  1. Saringan. Untuk mencegah tersumbatnya nozzle, saringan stainlees steel 50 mesh harus dipasang di tangki yang bersih sebelum pemicunya dipasang.
  2. Pengukuran Tekanan. Alat ini digunakan untuk mengkalibrasi alat semprot dan mempertahankan tekanan semprotan yang tepat.
  3. Katup Tekanan. Alat ini memudahkan operator untuk menjaga tekanan semprotan maksimum dalam keadaan konstan
  4. Elbow joint. Elbow joint dipasang di ujung tangkai semprot untuk mengatur sudut proyeksi semprotan yang diinginkan.
  5. Pengaman. Pengaman khusus mengatur pola semprotan harus dipasang untuk spot spraying yang berdekatan dengan hamparan kacangan, mangkuk plastik lateks atau kaleng dengfan ukuran yang sama dapat digunakan sebagai pengaman.
    d.  Pemeliharaan Alat
         Untuk efisiensi maksimum pompa harus dijaga tetap bersih dan siap pakai
  1. Operator harus bertanggung jawab untuk merawat dan memelihara peralatan pompanya, bagaimana harus merawat secara rutin dan mengetahui bagian-bagian dari alat yang bekerja.
  2. Setelah selesai bekerja, alat harus dicuci bersih luar dan dalam dengan air bersih, dan harus disimpan terbalik  untuk membantu mengalirkan air dan pengeringan, pemeriksaaan kebocoranharus dilakukan setiap hari.
  3. Nozzle dan saringan harus diperiksa tiap hari dan sumbatan harus dibersihkan dengan sikat gigi atau kayu, dan jangan gunakan peniti atau kayu runcing untuk membersihkan sumbatan yang akan mengakibatkan membesarnya lubang, sehingga pola semprotan salah dan memerlukan lebih banyak volume semprot. Dan setiap 3 bulan sekali nozzle yang telah dipakai di kalibrasi dengan membandingkan dengan nozzle yang baru dengan ukuran dan spesifikasi yang sama
  4. Memeriksa semua washer dan beri pelumas pada bagian yang bergerak, disamping membawa peralatan nozzle cadangan apabila diperlukan
  5. Perbaikan secara menyeluruh harus ditangani oleh mekanik yang berpengalaman.
   e. Peralatan CDA dan tekhnik penyemprotan
  1. Tujuan penggunaan CDA (Control Led  Droplet Application) dalam pengendalian gulma dalam tekhnik penyemprotan adalah dengan membentuk kabut semprotan yang sangat halus sehingga dengan larutan semprot yang minimum masih di dapatkan hasil pengendalian gulma yang baik
  2. CDA hanya memerlukan volume larutan bahan kimia yang sangat rendah per area yang disemprot, volume yang digunakan sekitar 20 liter per ha, dibandingkan 200 – 500 liter dengan penyemprotan konvensional
  3. Penurunan biaya aplikasi di dapatkan dengan berkurangnya kebutuhan Tenaga Kerja dan Air
  4. Penghematan didapat dengan sungguh sungguh memperhatikan pemakaian CDA, pencampuran yang tepat dan prosedur pelaksanaan yang benar.
  f.  Micron Herbi
  1. Adalah alat semprot fgenggam ringan yang mengaplikasikan pola yang akurat dengan ukuran droplet yang terkendali, untuk mendapatkan hasil yang terbaik pemakai harus  mempelajari informasi dan alatnya.
  2. Alat ini menghasilkan kabut untuk volume sangat rendah (ULV) sehingga dapat menyemprot dengan lebar semprotan 1,2 m herbisida kontak atau hormon dapat digunakan untuk penyemprotan secara bersambung atau spot-spot.
  3. Tangki herbisida berisi 2,5 – 5 liter larutan semprot, mengalir ke arah atmosfir karena gaya gravitasi yang didorong oleh tenaga baterai 8 HP2, dan ada 3 jenis nozzle yang tersedia untuk mendapatkan flowrate standar 1 ml/detik untuk larutan semprot dengan ketebalan vegetasi yang berbeda.
Kapala micron herbi dapat dipasangi dengan salah satu nozzle yang berbeda, dengan standard  sebagai berikut :
  • Nozzle merah hanya untuk larutan yang pekat atau kental dan jangan di gunakan kecuali di instruksikan secara khusus  dan ini ukuran yang paling besar
  • Nozzle kuning untuk hampir semua herbisida kontak, dengan flow rate kira-kira 160 ml/menit mengeluarkan 22 L/ha dan membutuhkan waktu 31 menit untuk mengosongkan 5 L larutan dan jarak tempuh 1860 m, nozzle ini berukuran sedang.
  • Nozzle biru dan kuning dapat dikombinasikan  jika menggunakan micron herbi berkepala 2 (dua) untuk penyemprotan piringan 
Hal yang perlu diperhatikan dengan pemakaian perlatan herbisida adalah sebagai berikut :
  1. Para operator harus benar-benar dilatih menggunakan peralatan sebelum bekerja di lapangan.
  2. Penyemprot harus mempunyai pengetahuan dasar untuk merawat peralatannya
  3. Karena konsentrasi larutan yang digunakan pekat maka operator harus memperhatikan aturan keselamatan.
  4. Mulut dan hidung harus ditutup dengan sapu tangan atau masker dan harus memakai perlengkapan standar antara lain : Tutup kepala, kemeja lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, sepatu boot, dan baju plastik.
  5. Pakaian yang telah dipakai bekerja harus dicuci secara teratur
  6. Penggunaan alat harus benar-benar diperhatikan dari keadaan yang tidak diinginkan, misalnya, membawa peralatan reparasi/tools cadangan, larutan harus di persiapkan, gunakan air yang bersih untuk mencegah penyumbatan nozzle
  7. Penempatan larutan herbisida tambahan harus diatur dengan benar dan diawasi
Penggunaan pestisida .
Setiap jenis pestisida harus digunakan dengan tepat dan teliti sesuai dengan rekomondasi yang dikeluarkan oleh produsennya (antara lain mengenai dosis, waktu, alat aplikasi) disatu pihak, serta ketentuan-ketentuan cara aplikasinya yang tidak membahayakan bagi kesehatan dilain pihak.  Sehubungan dengan itu antara lain ada beberapa faktor yang sangat perlu diperhatikan, yaitu :mengenai petugasnya, alat-alat pelindung yang dipergunakan, serta tindakan penjagaan sebelum, selama dan setelah aplikasi.
Petugas (para penyemprot, petugas digudang pestisida, dsb).
Didalam menjalankan tugasnya, maka petugas-petugas yang langsung berhubungan dengan pestisida haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Harus berbadan sehat, tidak mempunyai kelainan kulit (kudis/luka terbakar) atau saluran pernafasan.
  2. Tidak sedang hamil atau menyusui (bagi pekerja wanita)
  3. Harus dapat membaca dan mengerti tanda-tanda bahaya keracunan.
  4. Harus mengerti bahaya keracunan pestisida dan cara-cara menjarahnya yang tidak membahayakan keselamatan.
  5. arus mengerti cara-cara menggunakan alat P3K dan alat pemadam kebakaran (bagi petugas yang bekerja di gudang pestisida).
  6. Setiap pekerja penjamah pestisida harus diperiksa kesehatannya secara rutin, sekurang-kurangnya 1 kali 6 bulan oleh dokter (dengan atau tanpa keluhan).
  7. Bila keluhan dicurigai akibat bahan pestisida, maka pekerja tersebut yntuk sementara waktu tidak dibenarkan bekerja dengan bahan pestisida, sampai penyebab keluhan/penyakitnya tersebut dapat dipastikan, serta mendapat pengobatan yang segera dan tepat dari dokter.
  8. Setiap keracunan bahan pestisida adalah merupakan kecelakaan kerja dan wajib dilaporkan kepada DEPNAKER  untuk  ASTEK.

  1.  
 PHOTO PHOTO PERAWATAN TANAMAN SAWIT TM
Perawatan Tanaman Konsolidasi Pada TM
Perawatan Piringan
 
Perawatan Tunas
 
 
 
@dibuat pada bulan juli tahun 2010 http://palmoil-plantation-consultant.webs.com/

Daftar Perusahaan2 Perkebunan Kelapa Sawit

Daftar perusahaan kelapa sawit Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Berikut perusahaan-perusahaan kelapa sawit pemasok CPO untuk minyak goreng menurut keputusan Menteri Pertanian tahun 2007;
Nama Perusahaan Pasukan CPO (ton) Total Luas Lahan di Indonesia Luas Lahan yang ditanami di Indonesia
Sinar Mas group/PT Golden Agri Resources 15.000 320.463 113.562
Wilmar International group 7.500 210.000 64.700
PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IV 6.675
Astra Agro Lestari group/PT Astra Agro Lestari Tbk 6.000 192.375 125.461
Minamas Plantation group 6.000
Musim Mas group 6.000
PT Perkebunan Nusa ntara (PTPN) III 5.650
Asian Agri group/Raja Garuda Mas 5.000 259.075 96.330
Duta Palma groupp 5.000 65.800 25.450
Salim group/PT Salim Plantations/Indofood group/PT IndoAgri 5.000 1.155.745 95.310
PT. Perkebunan Nusantara(PTPN) V 4.380
LONSUM group(PT PP London Sumatera Indonesia)/Napan Group 4.000 245.629 78.944
PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII 3.295
Permata Hijau Sawit group 3.000
Best Agro group 2.000
PT Socfindo/Socfin Group 2.000
PT. ToIan Tiga/SIPEF Group 1.600
Bakrie Plantation group/PT Bakrie Sumatra Plantations 1.200 49.283 23.392
Sungai Budi group 1.000
Hindoli - Cargill 1.000
Rea Kaltim 1.000
PT. Tasik Raja 1.000
Lyhian Agro Group 750
PT. Gema Reksa Mekarsari 500
Makin group 500
Sawindo Kencana group 500
Unggul Widya group 500
Asam Jawa group 300
Triputra Agro Persada group 300
PT. First Mujur Plantation 250
PT. Musirawas 200
PT. Majuma Agro 100
PT. Mopoli Raya 100
Korindo group 100
PT. Paya Pinang 75
PT. Fajar Bajuri 50
Incasi Raya group 1.200
PT. Kencana Sawit Indonesia 1.000
Sampoerna Agro group 800
PT. Agro Indomas 500
PT. Gunung Maras Lestari 450
PT. Gunungsawit Binalestari 400
PT. Sime Indo Agro 350
Golden Hope group 350
Kuala Lumpur Kepong Berhad 160
PT. Fetty Mina Jaya 50
Nama Perusahaan Pasukan CPO (ton) Total Luas Lahan di Indonesia tahun 1997 Luas Lahan yang ditanami di Indonesia tahun 1997
Texmaco Group
168.000 35.500
Hashim Group
105.282 44.235
Surya Dumai Grup
154.133 23.975

Lihat pula

Pemilihan Pabrik Kelapa Sawit

Pemilihan PKS yang ideal dalam Manajemen Kelapa Sawit

Criteria PKS yang ideal ialah :
  • Dapat mencapai kinerja (performance) PKS yang telah diterapkan secara terus-menerus.
  • Biaya operasi yang serendah-rendahnya.
  • Akrab dengan lingkungan.
  • Memenuhi standard ISO seri 9.000.
      Kinerja PKS yang harus dicapai.
  • Kapasitas pengolahan.
  • Mutu hasil minyak dan inti sawit.
  • Kehilangan hasil minyak dan inti yang sekecil-kecilnya. 
      Hambatan tidak tercapainya kinerja PKS.
  • Kekurangan uap, tenaga listrik dan air.
  • Hambatan oleh jam-jam berhenti mesin.
  • Tidak teraturnya umpan ke mesin / peralatan.
  • Keadaan peralatan / mesin tidak mendukung.
  • Tidak tersedianya suku cadang yang mencukupi.
  • SDM yang belum mapan.
      Hambatan tidak tercapainya mutu minyak.
  •  Bahan baku TBS dibawah standard mutu panen.
  •  Mesin / peralatan tidak terjaga kebersihannya.
  •  Pemanasan tidak sempurna.
  •  Kekurangan uap panas.
  •  Tidak teraturnya umpan.
  •  Kurang mahir dalam operasi dan pengendalian mesin.
       Hambatan tidak tercapainya mutu inti.
  • Bahan baku TBS dibawah standard mutu panen.
  • Pengendalian dan penyetelan yang kurang tepat.
  • Pemasukan umpan yang tidak teratur.
  • Kemahiran operasi dan pelayanan belum mencukupi.
       Sebab-sebab besarnya kerugian minyak.
  • Kekeliruan pemilihan sistim, model dan type mesin sejak awal.
  • Ketidak teraturan umpan.
  • Kebutuhan spare-part yang tidak terpenuhi.
  • Kemahiran operasi dan pelayanan belum mencukupi.
      Sebab – sebab besarnya kerugian inti.
  • Kekeliruan pemilihan sistim, model dan type mesin sejak awal.
  • Tidak teraturnya umpan pemasukan.
  • Belum tercapainya keseimbangan dalam penyetelan dan pelayanan operasi.
  • Kebutuhan suku cadang tidak terpenuhi.
  • Kemahiran dan pelayanan belum mencukupi.
      Harga Pokok.
Komponen harga pokok yang termasuk besar umumnya ialah Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (T.M) berkisar 30 %, Panen dan Pengangkutan 26 % (panen 16 %, pengangkutan 10 %).
Biaya pengolahan (upah) berkisar 10 %. Perawatan mesin dan instalasi 10 %. Penurunan harga pokok yang mungkin dapat ditekan ialah biaya transportasi dan perawatan mesin / peralatan masing-masing berkisar 10 % dari harga pokok.Upaya peningkatan efisiensi panen pengangkutan dengan menggunakan traktor kecil perlu dipertimbangkan dimana makalahnya tidak / belum diikut sertakan pada tulisan ini.
     Akrab terhadap lingkungan
Pengendalian limbah cair di PKS adalah yang paling sukar dari pada limbah padat tetapi harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan yang menarik untuk dipertimbangkan ialah sistim pemeraman dalam kolam – kolam tanah dengan mengembangkan bakteri anaerobic kemudian dilanjutkan untuk pemupukan tanaman.
Untuk mengatasi polusi udara dari cerobong ketel, maka dapat dipertimbangkan untuk mengeterapkan teknologi baru ialah berupa sistim pembakaran dapur ketel dengan media pasir (Fluidize Bed Boiler).

      Standard ISO 9002 harus dijadikan acuan dalam perencanaan pembangunanPKS baru.
      Stabilitas tercapainya kapasitas PKS tergantung pada :
  • -      Keteraturan umpan bahan yang dimasukan ke mesin / peralatan.
  • -      Keadaan mesin / peralatan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan.
  • -      Bahan pendukung yang tersedia harus mencukupi (uap, listrik, air, suku cadang dll).
  • -      Tersedianya mesin / peralatan serap.
  • -      Kemahiran dalam pengeterapan managemen operasi dan perawatan.
      Klasifikasi rencana mutu hasil harus diterapkan lebih dahulu dalam perencanaan           
      pembangunan PPKS (Standard Reguler, SPB, SP atau Lotox).
      Mutu minyak ditentukan oleh :
  • -      Mutu TBS yang diterima.
  • -      Pemilihan mesin / peralatan sejak awal pembangunan.
  • -      Cara pemasangan mesin menurut urutan yang benar.
  • -      Tidak menggunakan material yang dapat menurunkan mutu (tembaga, perunggu dll).
  • -      Pemimpin menurut pasangan yang sesuai.
  • -      Luas panas peralatan yang mencukupi.
  • -      Jumlah kebutuhan uap, listrik dan air harus terpenuhi.
  • -      Cara pelayanan harus mengikuti panduan (instruction manual).
  • -      Tidak mencampurkan hasil minyak kwalitas rendah ke dalam minyak hasil harian.
Standard kotoran inti perlu diadakan peninjauan kembali melalui beberapa percobaan pada beberapa model instalasi dengan melibatkan balai-balai penelitian dan para pakar perkelapa sawitan.
  • Kehilangan minyak sudah dianggap wajar apabila QPM dapat mencapai  93%.
  • Kehilangan minyak sudah dianggap wajar apabila QPI dapat mencapai   92%.
  • Ketel Uap adalah sarana pendukung yang penting untuk pembangkit tenaga listrik yang murah dan untuk kebutuhan pengolahan oleh karena perlu ditingkatkan efisiensi ketel lebih dari 75% ialah dengan menggunakan uap lanjut, economizer air umpan, air heater udara masuk ke dapur dan pertimbangan untuk mengeterapkan teknologi baru dengan perobahan dapur Fluidize Bed Combution.
  • Bahan bakar serabut dan cangkang dari PKS 30 T. TBS/jam dapat mencukupi untuk bahan bakar ketel kapasitas minimal 20 T/jam.
  • Pembangkit Listrik Tenaga Tenaga Uap (Turbin Uap) yang diperlukan ialah 750 Kw.
  • Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang diperlukan sebelum Turbin Uap beroperasi ialah 350 Kw.
  • Tenaga listrik untuk penerangan perumahan, emplasmen dll diluar pabrik ialah 250 Kw.
  • Kebutuhan air untuk PKS 30 T.TBS/jam dan untuk rumah tangga dll = 60 m3/jam dan kapasitas / jenis pompa sumber air yang disarankan ialah Vertical Turbine Pump.
  • Penggunaan Water Treatment yang dianjurkan ialah Demineralisasi (Demin Plant) dan perlu dipertimbangkan munculnya teknologi baru “Magneto Hydrodynamic” yang akan menurunkan biaya operasi pengendalian air umpan ketel dengan jumlah yang cukup besar.
     Tata letak mesin / peralatan harus memenuhi persyaratan sbb :
  • -         Tidak menyebabkan berkurangnya kinerja.
  • -         Tidak banyak menimbulkan banyaknya penambahan biaya perawatan.
  • -         Sesuai dengan urutan proses.
  • -         Terjamin terhadap keamanan kerja.
  • -         Terjaga kebersihan dan pantas dipandang dari sudut aestitika.
  • -         Sarana pendukung yang letaknya sentral (uap, listrik dan air).
      Bentuk gedung harus memenuhi persyataran sbb :  
  • Tidak ada ruangan kosong yang tidak berguna, tetapi cukup longgar untuk pelayanan dan perawatan mesin / peralatan.
  • Sirkulasi udara luang mencukupi sehingga tidak pengap, sehingga udara panas / penguapan / debu mudah beredar keluar gedung.
  • Cukup terang alamiah disiang hari.
  • Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kerja.
  • Kokoh terhadap ancaman bahaya topan, longsor, gempa, kebakaran, kebocoran dan terlindung dari terik matahari.
  • Pantas dari sudut pandang aestetika. 
Spesifikasi mesin / peralatan pengolahan.
Uraian terperinci dari spesifikasi teknis mesin pengolahan dapat ditelaah mulai dari rangkuman hanya untuk beberapa mesin / peralatan yang perlu dipertimbangkan khusus sbb :
  • Loading ramp harus mencukupi dalam penyimpanan TBS untuk menunggu sampai minimal 14 jam pengolahan.
  • Lori buah supaya ditetapkan pemilihan antara kapasitas 2,5 dan 3,5 T termasuk rebusan kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  • Rebusan mempunyai 2 pilihan ialah 2,5 T atau 3,5 T dengan 2 macam konstruksi ialah dengan wearing plate atau tanpa wearing plate dan perlengkapannya juga mempunyai 2 pilihan ialah dengan automatic programmer atau dengan manual handling.
  • Pemilihan penggunaan Hoisting Crane dan Tippler perlu ditetapkan dengan berpedoman bahwa alat tersebut hendaknya tidak menambah adanya jalur tunggal, tidak menambah komponen yang harus dirawat berarti tidak menambah biaya produksi.
  • Pemilihan penggunaan Incenerator atau janjangan kosong untuk mulching perlu ditetapkan dengan berpedoman agar penanganan limbah hendaknya dapat tuntas dan tidak memindahkan dan kekurangan.
  • Pemilihan kapasitas Presan 10 atau 15 T.TBS/jam perlu ditetapkan kedua-keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  • Pemilihan bentuk Clarifier Continous Tank segi 4 atau silindris tegak perlu ditetapkan.
  • Mesin pengolahan limbah ada 2 pilihan ialah dengan Decanter atau Sludge Separator kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  • Alat ukur produksi minyak dan inti perlu ditetapkan, agar memilih alat yang awet dalam penggunaannya, tidak bertentangan dengan pola dasar prinsip pergudangan dan mendapat pengujian tera dari Metrologi.
  • Mesin pemecah biji ada 2 pilihan ialah dengan Nut Craker model Usine De Wecker atau Ripple dimana kedua – duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
 Sumber:  http://membangunkebunkelapasawit.webs.com

Cara Panen Kelapa Sawit

TUJUAN

Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah segar ( TBS ) mengandung minyak dan kernel tinggi.
Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.
Menjaga rotasi panen secara optimum.
STANDAR
Tandan buah matang harus mempunyai sedikitnya satu brondolan di piringan sebagai tanda buah tersebut dapat dipanen.
Pelepah yang ditunas dipotong dan disusun dengan rapi pada gawangan .
Seluruh buah matang dan brondolan harus dipanen, dikumpulkan, dan dikirm ke pabrik.
Rotasi panen dipertahankan pada interval 7 – 10 hari.
Tandan buah dan brondolan disusun dengan rapi pada tempat pengumpulan hasil ( TPH ) untuk pengangkutan ke pabrik.
Tangkai tandan buah dipotong , dan seluruh kotoran pada TBS dibersihkan di TPH sebelum buah diangkut.
Tingkat ekstraksi minyak > 22%, ekstraksi kernel > 4% dan asam lemak bebas ( ALB ) < 2%.
PERALATAN
Tanaman di lapangan yang berumur < 7 tahun
Dodos dengan lebar 10 – 12,5 cm disambung dengan pipa besi atau tongkat kayu Ø 4 cm.
Piring alumunium berlubang dan bekas kantong pupuk yang bersih untuk pengutipan brondolan.
Kereta dorong.
Kapak kecil atau parang untuk memotong tangkai TBS dan batu asah.
Jaring panen atau alat untuk mengangkut buah ke dalam truck.
Tanaman di lapangan yang berumur  7 tahun
Egrek disambung dengan pipa alumunium atau batang bambu.
Piring alumunium berlubang dan bekas kantong pupuk yang bersih untuk pengutipan brondolan.
Kereta dorong.
Kapak kecil atau parang untuk memotong tangkai TBS dan batu asah.
Jaring panen atau alat untuk mengangkut buah ke dalam truck.
BAHAN
Tidak ada
PROSEDUR
Setiap pemanen dibekali dengan peralatan secara lengkap.
Panen mendapat prioritas utama dibandingkan kegiatan lain. Jika diperlukan untuk menjaga standar panen, pekerja dari bagian pemeliharaan dapat diperbantukan untuk melakukan pemanenan.
Setiap pemanen diberi sejumlah baris tanamanan untuk dipanen. Jumlah baris yang ditentukan tergantung pada umur tanaman, produksi, bulan panen, dan kemampuan pemanen.
Baris tanaman yang baru dapat diberikan kepada pemanen setelah baris tanaman yang diberikan telah dipanen sesuai dengan standar.
Jika jaring panen digunakan, setiap pemanen diberi jaring ini sebelum panen dimulai sehingga pemanen dapat meletakkan tandan buah langsung ke dalam jaring di TPH.
1. Pemanen mulai berjalan pada baris tanaman yang akan dipanen sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolanpada piringan maupun pada tajuk tanaman karena kadang – kadang brondolan terperangkap di belakang pangkal pelepah.
2. Jika pemanen memjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah yang menyangga buah. Dodos digunakan untuk panen sampai pohon dianggap cukup tinggi dan menyebabkan berkurangnya produktivitas pemanen. Dalam keadaan demikian, panen segera dilakukan dengan menggunakan egrek.
3. Pangkal pelepah yang berduri dipotong dan diletakkan di tengah tumpukan pelepah atau di gawangan, yang jauh dari jalan panen atau piringan. Hal ini dilakukan untuk menghindari cidera pada kaki pemanen maupun pekerja pemeliharaan.
4. Pada areal tanaman muda ( 5 1.4 1.5 2.0
ARSIP
-KAPEL PANEN (FM-AT-KBN-PRD-020001)
-FORM MUSTER CHIT (FM-AT-ADM-KTU-060001)
-BUKU MANDOR (LB-AT-ADM-KTU-060001)
-LAPORAN HARIAN PANEN(FM-AT-KBN-PRD-020002)
-DATA PANEN HARIAN KELAPA SAWIT (FM-AT-ADM-KTU-010102)
-DATA PEMERIKSAAN MUTU PANEN (FM-AT-KBN-ED-020101)
Jenis data Frekuensi Jumlah Perhitungan
Ton TBS rotasi ton TBS ton TBS/ha
Jumlah Tandan rotasi tandan tandan/phn, kg/ tandan
LINGKUNGAN
Jangan membiarkan sungai atau parit dipenuhi dengan TBS, brondolan, atau pelepah.
KESELAMATAN
Pemanen harus berdiri pada posisi yang aman dari jatuhnya tandan dan pelepah.
Potong pangkal pelepah dan letakkan bagian yang berduri digawangan mati agar tidak mengenai kaki pekerja.
Piringan yang bersih akan memudahkan kegiatan pemanen dan pekerja pemeliharaan.
Dodos egrek, parang babat, dan kapak merupakan alat tajam sehingga perlu ditangani secara hati-hati.
Kegagalan dalam mengikuti prosedur keselamatan akan berakibat fatal.
Seluruh pekerja harus waspada dan menguasai prosedur pertolongan pertama dalam kecelakaan.
CATATAN
 Pada bagian ini, sebagai contoh digunakan standar panen berdasar 1 brondolan di piringan, namun standar tersebut bersifat relatif. Pada tanaman muda yang baru mulai masuk TM, standar tersebut ( 1 brondolan ) juga digunakan karena ukuran tandan yang kecil dan sifat tandan yang cepat masak. Nilai standar sebenarnya tergantung pada iklim setempat dan pengalmn pekebun. Manajer pada perkebunan baru perlu mengawasi kualitas buah dan berhubungan erat dengan manajer pabrik serta menyesuaikan standar panen untuk mencapai kualitas minyak yang baik.
 Perlu hubungan yang erat antara kegitan pabrik dan lapangan.
 Pengutipan brondolan sangat penting karena brondolan mengandung minyak sampai 48% sedangkan TBS hanya mengandung 22% minyak.
 Manajemen harus mengantisipasi dan merencankn :
a) periode panen puncak ( misalnya selama periode lembab dan hangat ).
b) Areal yang baru mencapai TM ( bahan tanaman baru umumnya mulai berproduksi lebih awal dengan jumlah buah yang lebih tinggi dibanding bahan tanaman yang lama ).
c) Kemungkinan penundaan panen ( misalnya akibat hujan yang berlebihan tu jaln yang berlumpur ).
d) Penundaan pengolahan di pabrik, misalnya selama pemeliharaan rutin pabrik yang dilakukan secara tahunan.
 Jika manajemen mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dalam mempertahankan rotasi panen setiap 7 – 10 hari, rencana perlu disusun untuk mendapatkan tenaga tambahan atau mengurangi frekuensi rotasi menjelang munculnya masalah tersebut. Produktivitas pemanen akan meningkat jika rotasi dilakukan pada 7 – 10 hari karena penundaan akibat pengutipan brondolan akan berkurang.
 Jika jumlah pemanen terbatas, mungkin lebih efisien jika pemanen hanya memotong tandan, sedangkan pengumpulan brondolan dilakukan oleh pekerja lain.
 Untuk mempertahankan kadar asam lemak bebas dalam batas yang dapat diterima, perlu dihindari terjadinya kerusakan buah.
 Jumlah jaring pengumpul harus cukup bagi seluruh pemanen. Jika jaring panen tidak tersedia, pemanen harus menumpuk TBS dan brondolan pada TPH sebagaimana jika menggunakan jaring. Tambahan tenaga diperlukan untuk memasukkan TBS ke jaring atau langsung ke truk.
 Mandor agar selalu memeriksa seluruh tanaman pada baris yang dipanen, khususnya jika akses ke dalam areal sulit ( misalnya areal rawa, terjal, atau berkontur ).
 Mandor panen harus memeriksa agar tandan dan brondolan yang jatuh menggelinding ke areal rendahan atau parit agar dikumpulkan dan dikirim ke pabrik.
 Penggunaan ternak atau kendaraan motor ternyata dapat meningkatkan produktivitas pemanen ( 10 – 30 % ), namun mungkin saat ini tidak ekonomis pada banyak areal. Ternak telah berhasil untuk digunakan membantu pengangkutan jika jarak pengangkutan pendek dan tidak sesuai bagi kendaraan berat. Alat angkutan bermesin di dalam kebun dapat menyebabkan pemadatan tanah kecuali jika kendaraan ini menggunakan ban khusus.
 Pada masa lalu, kebun menggunakan standar jumlah brondolan per kg tandan sebagai kriteria buah matang yang dapat dipanen ( misalnya 2 brondolan/kg ). Hal ini ternyata menyulitkan pekebun maupun mandor segingga saat ini banyak digunakan jumlah brondolan di piringan sebagai cara praktis menentukan buah matang panen.
 Perubahan standar pemanenan yang sering dapat membingungkan pekerja dan menurunkan produktivitas pekerja.
 Kualitas dodos, egrek, dan kereta dorong yang baik sangat penting. Jika sumber peralatan yang baik tidak tersedia, dodos dan egrek dapat ditempa secara sederhana dengan menggunakan bekas pegas truk, kemudian disambung dengan tongkat besi, kayu, atau bambu. Jangan menghemat biaya dengan cara memesan alat panen yang kualitasnya rendah. Hal justru akan merugikan karena produktivitas pemanen berkurang dan jumlah buah tak terpanen akan meningkat.
 Alat panen diperiksa oleh mandor panen setiap hari, dan jika perlu diperbaiki pada sore hari sehingga alat ini siap digunakan besok pagi.
Pedoman kecepatan kerja
Kecepatan panen ( menit/pohon )
Umur setelah tanam ( tahun )
Kegiatan 2-4 8 >8
Pemotongan tandan ( menit ) 0,7 1,8 2,6
Mengangkut ke TPH – 2 orang ( menit ) 2,0 3,4 5,5
Tandan/hari – 2 pemanen 320 144 90
Rerata areal yang dapat dipanen oleh tim pemanen ( 2 pemanen )
Umur tanaman ( thn ) Produktivitas ( ha/tim )
3 – 4 > 5
5 – 8 4 – 5
9 – 16 3 – 4
> 16 < 3
Data kecepatan panen sangat berguna dalam perencanaan tata letak blok untuk mencapai panen dan jarak angkut yang optimal, serta sedikit mungkin TPH.
PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR
TUJUAN
Mengirim TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui penaganan secara hati-hati.
Menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit ( PKS ) dapat bekerja secara optimal.
STANDAR.
Seluruh TBS harus dikirim pada hari pemanenan. TBS tidak boleh diinapkan dilapangan penanganan dan kerusakan buah sekecil mungkin.
TBS bersih dari buah, tanah, batuan. Dan bahan lain ( misalnya, anak daun atau serasah ).
Pemasukan buah ke truk secara efisien dengan poenundaan sekecil mungkin.
PERALATAN.
Truk pengangkut TBS dengan kapasitas 6-10 ton ( dilengkapi dengan mesin derek jika TPH menggunakan jaring panen). Pilihan lainnya yang dapat digunakan : traktor trailer dengan kapasitas yang sama jika jarak pengangkutan ke pabrik tidak jauh atau jalan ke pabrik sangat buruk.
Timbangan yang kuat ( untuk mengumpulkan TBS dari petani ).
Parang babat atau kapak kecil untuk memotong tangkai buah yang tidak terpotong oleh pemanen.
Jaring atau pancang.
PROSEDUR
Transport TBS secara efektif dan efisien memerlukan hubungan yang erat dalam hal perencanaan harian antara kegiatan lapangan, pengangkutan, dan pengelolaan pabrik.
Jika mungkin, kelompok pemanen bekerja sedimikian rupa sehingga jumlah tempat pengumpulan hasil ( TPH ) dan jarak pengangkutan dapat dikurangi.
Setiap hari mandor angkutan diberitahu lokasi panen dan ke areal tempat pemanen akan bergerak minggu depan. Perubahan mendadak agar diberitahukan kepada mandor angkutan.
Persediaan jaring dan tenaga untuk memindahkan buah ke truck harus cukup untuk menghindari penundaan yang tidak perlu.
Truk diisi secara hati – hati dengan tanaga atau mesin penderek agar buah tidak terbanting atau tergores. Hindari terangkutnya tanah, sampah, dan daun – daunan bersama buah.
Jika pengumpulan buah menggunakan jaring panen, jaring dikembalikan ke TPH untuk diisi kembali, dipindahkan keareal pemanenan baru, atau dikembalikan ke gudang untuk diperbaiki.
Mandor harus memeriksa sehingga truk terisi penuh tanpa kelebihan muatan sebelum meninggalkan lapangan. Jika truk melalui jalan umum maka jaring pengaman harus digunakan untuk menutupi buah.
Truk harus melalui jalan terpendek ke pabrik, menurunkan muatannya, lalu kembali kelapangan secepatnya untuk diisi kembali. Petugas angkutan mungkin harus bekerja terus pada malam hari jika PKS bekerja 24 jam/hari.
Dokumen pengiriman TBS harus dilengkapi setiap kali truck mengnagkut buah ke pabrik dan dokumen ini diberikan ke pabrik dan kantor kebun. Manajer dan Staf bertanggung jawab atas pemeriksaan dan perawatan kendaraan sehingga kerusakan truk dapat dihindari. Pengemudi harus dilatih untuk mengenali dan melaporkan kerusakan dengan segera.
FREKUENSI
Setiap hari sekali. Pengumpulan dan pengiriman TBS harus dilanjutkan sampai semua TBS terpanen dan terangkut.
TBS tidak boleh ditinggal di lapangan selama akhir pekan atau hari libur.
WAKTU
Bagian pengangkutan dapat bekerja agak siang untuk memberi kesempatan pengumpulan TBS di TPH. Sementara mereka dapat menggunakan waktu di pagi hari untuk memperbaiki truk dan peralatan lainnya.
NORMA
Tergantung pada cara pengumpuln buah ( menaikkan satu – satu atau dengan jaring ) kapasitas truk ( 6 – 10 ton ), dan jarak dari kebun ke pabrik, sebuah truk dapat mengangkut 20 – 60 ton/hari atau meliputi areal 20 – 80ha/hari.
Perhitungan menunjukkan bahwa memacu kendaraan dengan kencang ( ngebut ) tidak menguntungkan bagi pengangkutan buah.
ARSIP
Dokumen TBS harus dilengkapi pada setiap pengangkutan buah:
-Form HASIL TBS DIANGKUT TRUK (FM- AT- KBN- PRD-020004)
-SURAT PENGANTAR BUAH SAWIT
-(BUKTI TIMBANGAN DARI PKS)
-LAPORAN HARIAN KEGIATAN KERJA ALAT BERAT/MOBIL(FM-AT-BC-ALB- 010005)—–TIME SHEET
-DATA DISTRIBUSI KENDARAAN
-(DAFTAR PREMI SUPIR)
-DAFTAR JAM KERJA LEMBUR (FM-AT-ADM-KTU-010132)
-DISTRIBUSI LEMBUR (FM-AT-ADM-KTU-010104)
-TUNJANGAN DAN POTONGAN (FM-AT-ADM-KTU-010107)
Catatan pengiriman TBS harian
Jenis data Frekuensi Jumlah Perhitungan
Pengangkutan TBS setiap hari ton, trip ton/truk
LINGKUNGAN
TBS dalam truk harus ditutupi untuk mencegah kehilangan buah selama pengangkutan.
Polusi debu, asap, dan suara yang gaduh dari truk harus sekecil mungkin, khususnya pada areal pemukiman.
Truk pengangkut TBS harus dipelihara pada lokasi yang telah ditentukan. Seluruh sisa minyak, oli dan bagian yang rusak harus dibuang pada tempat yang benar.
KESELAMATAN
Ngebut tidak meningkatkan kapasitas angkut secara nyata. Keselamatan pengisian TBS ke dalam truk serta kecepatan mobil harus diawasi setiap saat. Truk yang terisi TBS harus ditutup jika melintasi jalan umum.
Truk yang digunakan oleh kontraktor harus diperiksa kelayakannya dan harus memenuhi standar keselamatan. Kontraktor juga harus memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan yang diterapkan di kebun.
Kegagalan mengikuti petunjuk keselamatan dapat menyebabkan kecelakaan atau kematian.
CATATAN
 Pemakaian kendaraan dengan kapasitas  12 ton akan merusak jalan kebun ( yang diperkeras dengn pasir/batuan ).
 Kualitas buah optimal ( kadar asam lemak bebas diperkecil ) jika TBS segera dikirm ke pabrik setelah panen dengan sedikit mungkin pemindahan buah.
 Manajemen harus mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan angkutan.
 Jika terjadi penundaan, rencana harus disusun untuk memperoleh tambahan tenaga kerja dan truk sehingga jadwal pengiriman TBS ke pabrik terpenuhi. Manajer/Staf kebun harus selalu memberi tahu manajer PKS terhadap masalah atau penundaan yang mungkin terjadi di kebun.
 Pengumpulan TBS dengan menggunakan jaring merupakan metode yang disarankan pada beberapa lokasi, karena adanya keuntungan sebagai berikut :
a) Penggunaan tenaga lebih efisien.
b) Pengisian TBS ke truk lebih cepat dari pada pengisian TBS dengan tangan.
c) Penggunaan truk yang lebih besar sehingga waktu pengangkutan dapat dikurangi.
d) Pengurangan kehilangan TBS dan brondolan setelah pemanen meletakkan TBS pada jaring – jaring pengumpul di TPH.
e) Penanganan jaring yang mudah dan dapat menampung  900 kg TBS.
f) Buah lebih bersih dan sedikit kerusakannya.
 Biaya per ton TBS untuk jaring dan peralatan pengisi truk lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan produktivitas pemanen dan truk.

Sejarah tanaman kelapa Sawit

Sejarah perkebunan kelapa sawit


Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940.[2]

Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).

Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

Penanggulangan Tanah

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
    Penanggulangan limbah cair dan pencemaran air
Penguraian air tanah sulit sekali terurai karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri yang aerob, jadi air yang tercear akan tetap tercemar dawlam waktu yang lama, maka perlu penanggulangan sebelunya, usaha-usahanya antara lain:
1.      Menempatkan daerahindustri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
2.      Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis peptisida dawn zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
3.      Menentukan batas minimal fosfat yang terdapat dalam detergen atau bahan pencucian lainnya
4.      Memperuas tindakan penghijauan
5.      Mengatur pembuangan limbah industri
6.      Melakukan tahapan intensifikasi, sebagai berikut :
-         Membuat bak penampungan
-         Mengadakan pengolahan primer
Yaitu menghilangkan bahan-bahan padatan yang mengendap/mengapng. Terdiri dari proses : penyaringan, pengendapan (menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi) dan pemisahan, pemindahan endapan
-         Mengadakan pengolahan sekunder
Yaitu proses dekonposisi (penguraian) bahan-bahan padat secara biologi. Terdiri dari proses : penyaringan trikel, pemberian bakteri aerobik untuk mengurai kadar limbah organik dan pemberian lumpur aktif
-         Mengadakan pengolahan tersier
Yaitu pengolahan untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia dan fisik yang tertinggal setelah pengolahan primer dan sekunder. Prosesnya : adsorpsi, elektrodalisasi (menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula) osmosis berlawanan, khloranisasi (menghilangkan organisme penyebab penyakit)
7.      Menggunakan peptisidaw yang mudawh diuraikan di alam
8.      Untuk limbah berbentuk minyak :
-         Menghindari kebocoran minyak di laut
-         Menerapkan sanksi tegas bagi pelaku pencemaran
-         Membersihkan minyak dengan bioremediasi. Yaitu penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan pencemaran
-         Menggunakan penghalang mekanik. Maka bila bocor minyak tidak sampai ke laut/pantai
9.      Melakukan penanganan limbah yang dibuang lingkungan dengan cara mengolah limbah secara biologi, kimia atau fisika

   Penanggulangan pencemaran Udara
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran  udara antara lain :
1.      Membatasi penggunaan CFC dalam kehidupan sehari-hari
2.      Mendaur ulang freon dari mobil yang ber AC
3.      Melakukan larangan kepada petani-petani, pengusaha-pengusaha perkebunan melakukan pemakaran pada lahan pertanian yang akan mereka usahakan
4.      Melakukan tindakan penghijauan, terutama di daerah industri dan perkotaan
5.      Gas-gas buangan industri sebelum dilepaskan/dibuang ke udara, terlebih dahulu harus dinetralkan
6.      Mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar dan menggantikannya dengan energi lain yang telah menimbulkan pencemaran, seperti energi panas matahari (tenaga surya), tenaga air (hidroelektrik), tenaga angin, tenaga panas bumi dan sebagainya.
7.      Menempatkan daerah kawasan industri jauh dari pemukiman pada penduduk
8.      Menciptakan mesin dan kendaraan bermotor yang hemar energi dan kecil efek pencemarannya

  Penanggulangan Pencemaran Tanah
Beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain:
1.      Melarang pembuangan sampah ke selokan, parit, sungai, dawnau dan laut. Sampah harus dibuang ke tempat-tempat yang telah ditentukan
2.      Memisahkan sampah organik dengan sampah non organik
3.      Menerapkan prinsip 4R, yaitu :
-         Redece : mengurangi
Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan
-         Reuce : memakai kembali
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah
-         Recycle : mendaur ulang
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudwah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak sama barang dapat didawur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain
-         Repluce : mengganti
Teliti barang yang dipakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya dapat dipakai sekali dengan barang-barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar hanya memakai barang-barang yang ramah lingkungan
4.      Sampah yang organik sebisa mungkin dibuat kompos agar dapat berguna kembali
5.      Sampah non organik sebaiknya dibakar sampai habis
6.      Penimbuna tanah sehat (sanitary land fill)
Sampah dibuang di tempat tertentu, setelah mencapai ketinggian tertentu kemudian ditimbun dengan tanah

    Penanggulangan Pencemaran Limbah B3
1.      Untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemat B3 biasanya dilakukan kegiatan yang disebut temidiasi. Ada 2 jenis remidiasi tanah yaitu insitu (on site) dwan exsitu (off site). Pembersihan on-site adala pembersihan dilokasi, terdiri dari tahap pembersihan, venting (injeksi) dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar kemudian di bawa ke daerah yang aman. Setelah di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar caranya yaitu tanah tersebut disimpan dibak atau tangki yang kedawp ai, kemudian zat pembersih dipompakan ke dalam bak atau tangki tersebut. Kemudian diolah dengan instalasi pengeolahan air limbah. Pembersihan dengan cara off-site jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremidiasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri
2.      Untuk zat cair biasanya dengan mengendapkan kandungan pewarnanya sehingga cairan yang keluar ke lingkungan sudawh sedikit mengandung bahan pencemaran

penyakit tanaman


Penyakit – penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit


Tanaman kelapa sawit tidak lepas dari Hama penyakit tumbuhan (HPT). Jenis-jenis penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit, yaitu :
  1. Penyakit tajuk (Crown disease)
  2. Penyakit busuk pupus (Spear rot disease)
  3. Penyakit busuk tandan (Bunch rot)
  4. Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp)
PENYAKIT TAJUK (Crown disease)
Penyakit tajuk umumnya dijumpai pada tanaman muda berumur 1-4 tahun di lapangan. Penyakit bersifat genetis dan akan sembuh dengan sendirinya. Penyebab penyakit belum diketahui secara pasti. Penyakit akan menyebabkan terlambatnya tanaman memasuki periode generatif selama beberapa bulan.
Gejala serangan :
  1. Munculnya pelepah daun yang tidak membuka sempurna dan bengkok pada pertengahannya dimana anak-anak daun terputus-putus
  2. Pada bagian yang bengkok sering pelepah membusuk disebabkan oleh jamur sekunder seperti Fusarium sp., Phytophthora sp
Usaha untuk menekan serangan penyakit :
  1. Bibit yang terkena penyakit tidak perlu dibawa ke lapangan dan dimusnahkan.
  2. Pemangkasan pelepah sakit untuk mengurangi serangan penyakit.
PENYAKIT BUSUK PUPUS (Spear rot disease)
Penyakit ditemukan menyerang tanaman muda menghasilkan berumur lebih dari lima tahun. Penyebab penyakit belum diketahui dengan pasti, tetapi dari jaringan sakit yang diisolasi ditemukan : jamur Marasmius sp, Penicilium sp, Curvularia sp, Thielaviopsis serta bakteri Erwinia sp.
Gejala serangan :
  1. Gejala awal terlihat jelas pada daun pupus yang menjadi layu, kering dan berwarna coklat abu-abu, kemudian patah pada pangkalnya
  2. Pupus yang telah membusuk mudah dicabut, selanjutnya penyakit menyerang titik tumbuh
  3. Gejala lebih lanjut pada tanaman terserang berat, titik tumbuh rusak sama sekali jika batang dibor akan mengeluarkan banyak cairan berwarna kuning dan berbau busuk. Pada keadaan lanjut sebagian besar daun menjadi kering dan disusul matinya tanaman
Usaha untuk menekan serangan penyakit :
  1. Membuang semua jaringan busuk dan membakarnya.
  2. Penuangan fungisida dan antibiotik yaitu 1 gr Benlate + 1 gr streptomycin dalam 1 liter air, dilakukan dengan interval 1 bulan.
PENYAKIT BUSUK TANDAN (Bunch rot)
Penyakit disebabkan oleh cendawan Marasmius palmivorus Sharples, suatu cendawan saprovit yang umum hidup pada bermacam-macam bahan mati/sisa makanan. Namun apabila terdapat bakal makanan yang cukup banyak cendawan mampu mengadakan infeksi pada jaringan hidup, dan dapat berubah menjadi parasit.
Gejala Serangan :
Benang-benang jamur yang berwarna putih mengkilat meluas di permukaan tandan buah. Pada tingkat selanjutnya miselium yang berada dipermukaan buah mengadakan penetrasi kedalam daging buah (mesocarp) yang menyebabkan busuk basah. Pembusukan ini sangat meningkatkan kadar asam lemak
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyakit :
  1. Kelembapan dan faktor lingkungan tanaman.
  2. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan daun-daun menjadi tegak sehingga kelembapan diantara pelepah daun menjadi lebih tinggi.
  3. Bunga jantan yang dibiarkan membusuk dan TBS yang tidak dipanen akan menjadi makanan cendawan Marasmius palmivorus.
Usaha untuk menekan serangan penyakit :
1. Secara kultur teknis :
  • Menanam dengan jarak tanam yang sesuai dengan kelas lahan.
  • Membuang semua bunga dan TBS yang busuk.
  • Melakukan penunasan cabang daun (pruning) sebelum dan sesudah panen secara teratur di sekitar pangkal batang.
  • Melakukan kastrasi.
2. Secara kimiawi :
Penyemprotan fungisida dengan Antimucium WBR (ferril merkuri asetat) ditambah dengan perata Actidone (Siklo Heximide) dan Difolatan (Kaptatol) 0,7 liter/ha dengan volume semprot 150 liter/ha dengan interval 2 minggu.
PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (Ganoderma sp)
Penyakit busuk pangkal batang yang menyerang tanaman kepala sawit disebabkan oleh jamur dari jenis Ganoderma sp.
Gejala Serangan :
  1. Daun tombak lebih dari satu.
  2. Kelayuan menyeluruh seperti kurang air dan hara.
  3. Nekrosis daun tua dimulai dari pelepah terbawah.
  4. Daun tua yang mengering sengkleh
  5. Terbentuk buah cendawan dari pangkal batang.
  6. Pada tanaman muda daun menguning, mengering dengan cepat dimulai dari daun pada pelepah terbawah dan akhirnya tanaman mati.
  7. Tanaman akan mati dalam waktu 6 –12 bulan setelah timbul gejala
Usaha untuk menekan serangan penyakit :
  1. Membersihkan sumber infeksi sebelum penanaman, terutama pada areal bekas kebun kelapa atau kebun kelapa sawit.
  2. Tunggul-tunggul, sisa-sisa akar sekitar tunggul dibongkar, dikumpulkan untuk dibakar. Batang tua dipotong-potong, dikumpulkan, dirumpuk dan dibakar.
  3. Peracunan tanaman tua sebelum ditebang dapat mengurangi serangan Ganoderma pada generasi berikutnya.
  4. Menanam bibit yang akarnya belum menembus polybag atau jika terjadi pelukaan akar harus dioles dengan protektan (Colter)
Upaya mencegah penyebaran serangan penyakit dalam kebun :
1. Sensus pokok
Sensus dilakukan terhadap tanaman umur 4 tahun. Pokok-pokok yang terserang penyakit diberi tanda dan segera ditumbang.
2. Pembongkaran pokok.
Tanaman yang diberi tanda diracun dengan menggunakan Sodium arsenit atau Gramaxon ataupun jenis lainnya pada batang yang segar agar cepar bereaksi. Pokok ditumbang dengan membongkar bonggol batang bersama akarnya.
3. Pembedahan (surgery)
Pembedahan dilakukan terhadap tanaman sakit yang menunjukan gejala awal pada tanaman berumur 10 tahun. Pembedahan dilakukan dengan membuang bagian yang telah membusuk sampai dijumpai jaringan yang diperkirakan masih sehat. Arah pembedahan dimulai dengan petunjuk munculnya badan buah atau mengetok batang. Bagian dalam yang membusuk dibuang, termasuk bagian yang berwarna kuning.
PENYAKIT DI PEMBIBITAN
Jenis Hama Gejala Serangan Jenis Pestisida,Insektisida Konsentrasi( % ) CaraAplikasi
Penyakitdaun Anthracnose Daun bercak2 terang lalu coklat hitam mengering mulai dari ujung ; lembab. Dithane M45( bergantian )Benlate 0,150,2 Semprotkan ke daun, rotasi 10-15 hari sebulan
Penyakit daunLeaf Spot (bercak daun ) Daun bercak2 bundar ,mula2 kuning kemudian coklat & cekung dikelilingi hole hijau kekuningan,bercak tambah besar lalu bertemu satu dg lainnya. Dithane M45(bergantian )Benlate 0,15 – 0,2 Semprotkan ke daun, disemprot apabila ada serangan
Penyakit akar( blast ) Daun spt terbakar mulai dr ujung , akar membusuk, daun tua lbh cepat mati,daun muda memudar,jaringan akar yg sakit menguning & berair. Dithane M45(bergantian )Benlate 0,2 Siramkan pada tanah dalam polybag sapai jenuh
Collante Daun menyempit bag.tengah shg pucuknya saja yg membuka,bag.yg menyempit bersatu dg tulang daun menyerupai tangkai Volume penyiraman ditambah ,krn bibit kekurangan air.
Source : materi FAT PT. TAP 2008